Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, rawan serangan penyakit malaria dan demam berdarah dengue saat memasuki musim hujan 2012.

"Untuk mengantisipasinya masyarakat herus mengubah kebiasaan hidup menjadi lebih sehat dengan membersihkan lingkungan sekitarnya dari genangan air," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma Yansyah Nawawi yang dihubungi dari Bengkulu, Selasa.

Daerah rawan serangan malaria itu di beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Air Periukan, Sukaraja, dan Seluma Kota. "Kami sudah memberikan penyuluhan dan sosialisasi secara intensif kepada warga daerah rawan serangan malaria itu," katanya. 

Ia menjelaskan, pada Januari-September 2012 tercatat 29 kasus serangan DBD, 505 kasus malaria di wilayah itu.
Untuk  menekan serangan malaria itu, pihaknya membudayakan Program 3M Plus yakni menutup tempat penampungan air, menguras bak air secara rutin, menimbun berbagai barang bekas yang dapat menjadi tempat penampungan air, dan menabur bubuk abate.

Budaya tersebut, katanya, selalu disosialisasikan kepada masyarakat daerah itu karena serangan malaria akhir-akhir ini paling tinggi terjadi di pedesaan. Daerah dengan warga yang terbanyak diserang malaria di Kecamatan Air Periukan dan Sukaraja, masing-masing 80 orang.

Selain itu, warga Kecamatan Lubuksandi 60 orang, Seluma Kota, Seluma Selatan, dan Talo Kecil, antara 31 hingga 44 orang. Ia mengatakan, warga yang terjangkit malaria itu mulai dari kalangan balita usia sebelas bulan hingga 15 tahun ke atas.

Sekretrasi Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma Chaidir Muchtar mengatakan, serangan DBD tertinggi di Kecamatan Sukaraja sebanyak 10 kasus. Selain itu, Kecamatan Seluma Barat empat kasus, Semidang Alas dan Lubuksandi, masing-masing tiga kasus, Seluma Utara, Air Periukan, Talo Kecil, dan Semidang Alasmaras, masing-masing satu kasus.

Ia mengatakan, serangan malaria tertinggi pada September 2012 tercatat 69 orang. Pada Mei 2012 tercatat 64 warga, sedangkan warga terserang malaria pada bulan lainnya rata-rata di bawah 60 kasus. Ia mengimbau kepada warga di wilayah itu untuk menerapkan budaya 3M Plus. "Kondisi desa yang warganya banyak terserang malaria itu sebagian besar daerah rawa-rawa, namun saat ini rawa itu sebagian besar sudah kering akibat ditanam sawit dan genangan air hanya berada pada saluran dekat rumah warga setempat," ujarnya. (Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012