Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pengembangan budidaya yang kurang diminati membuat tanaman manggis di Kota Bengkulu terancam punah.

"Selain itu pemerintah daerah cenderung mengembangkan tanaman kayu penghijauan di sepanjang jalan dan kayu daun merah untuk taman," kata seorang warga Sukarami Hasnul, di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan terdapat tiga kelurahan yang merupakan sentra pengembangan tanaman manggis di Kota Bengkulu yakni  Kelurahan Pagar Dewa, Sukarami dan Pekan Sabtu.

Sekitar lima tahun lalu, masyarakat setempat mendapat bantuan bibit dari pemda setempat, namun kualitasnya jelek sehingga tidak hidup dan manggis yang ada saat ini adalah tumbuh alami dari biji.

Padahal sejak zaman kolonial Inggris tiga lokasi ini terkenal dengan kebun manggisnya yang terbesar di Kota Bengkulu.

Namun pengembangan manggis itu juga terkendala, seiring makin berkurangnya lahan masyarakat karena konversi ke sektor perumahan.

Tanaman manggis yang masih berproduksi saat ini jumlahnya kurang dari seratus pohon dan lokasinya terpencar-pencar dan mulai bergeser  ke arah Desa Taba Lagan, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah.

"Sedangkan permintaannya cukup besar, termasuk keluarga Bengkulu yang ada di Malaysia memesan buah manggis tersebut karena rasanya memang manis," katanya.

 Seorang penjual buah manggis Rahmat mengatakan, pihaknya berhasil mengumpul buah manggis dari pemilik di Kelurahan Pagar dewa, Sukarami setiap minggu mencapai 1.000 buah.

Buah manggis itu dijual dalam bentuk ikatan, untuk ikat berisi 20 biji dijual Rp15.000 dan berisi 15 biji dijual Rp10.000.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kota Bengkulu Arif Gunadi mengatakan, permintaan akan bibit manggis itu cukup banyak, sehingga tahun ini tetap akan dialokasikan bibit manggis lokal berkualitas.

"Kami tetap berupaya mempertahankan tanaman manggis menjadi salah satu buah khas asal Kota Bengkulu, karena sudah sempat dikenal luas," katanya.(T.Z005/B008)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012