Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan musim kemarau di daerah itu tidak menyebabkan kekeringan parah.
"Tidak ada kecamatan yang mengalami kekeringan parah, walaupun sumber air yang ada di masing-masing kecamatan seperti sungai atau danau mengalami penyusutan hingga 40 persen, sehingga tidak ada daerah yang krisis air bersih," kata kepala BPBD Rejang Lebong, Basuki di Rejang Lebong, Minggu (25/8).
Baca juga: BPBD Rejang Lebong susun anggaran penanganan Karhutla
Musim kemarau yang terjadi di wilayah itu, walaupun tidak terlalu parah namun harus tetap di waspadai, karena rentan menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan maupun pemukiman, katanya menambahkan.
Untuk mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran hutan dan lahan, pihaknya telah menyiagakan personel Pusdalops, alat berat, mobil tangki, mobil dapur umum serta peralatan lainnya.
Selain itu mereka juga selalu berkoordinasi dengan petugas Damkar, TNI dan Polri sehingga jika ada kebakaran hutan dan lahan bisa langsung ditangani.
"Musim kemarau di Rejang Lebong ini diperkirakan masih akan terjadi hingga pertengahan September mendatang, untuk itu kita harus terus siaga guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diingini," katanya menjelaskan.
Baca juga: Kebakaran nyaris habiskan hutan mahoni di Rejang Lebong
Sementara itu, kepala Dinas Pemadam Kebakaran Rejang Lebong, Sumardi mengatakan, kasus kebakaran lahan juga terjadi pada Minggu siang (25/8) sekitar 15.00 WIB, tepatnya di Desa Muara Talita, Kecamatan Padang Ulak Tanding, namun titik api ini tidak lama kemudian berhasil mereka padamkan.
"Kebanyakan kasus kebakaran hutan dan lahan ini akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan, terutama lahan kosong yang berada dipinggir jalanan sehingga terbakar," ujar dia.
Sejauh ini kasus kebakaran lahan yang mereka tangani, kata dia, setidaknya sudah ada lima kejadian, dengan lokasi terlebar berada di hutan Madapi (Mahoni, Damar dan Pinus) di kawasan TNKS Kecamatan Bermani Ulu Raya berkisar 1/4 hektare. Sedangkan lainnya baru sedikit dan langsung mereka padamkan bersama petugas TNI/Polri dan BPBD serta masyarakat.
Baca juga: Kepulangan dua jamaah haji Rejang Lebong tertunda
Baca juga: Sekwan: Partai pemenang pemilu Rejang Lebong jabat ketua sementara
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Tidak ada kecamatan yang mengalami kekeringan parah, walaupun sumber air yang ada di masing-masing kecamatan seperti sungai atau danau mengalami penyusutan hingga 40 persen, sehingga tidak ada daerah yang krisis air bersih," kata kepala BPBD Rejang Lebong, Basuki di Rejang Lebong, Minggu (25/8).
Baca juga: BPBD Rejang Lebong susun anggaran penanganan Karhutla
Musim kemarau yang terjadi di wilayah itu, walaupun tidak terlalu parah namun harus tetap di waspadai, karena rentan menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan maupun pemukiman, katanya menambahkan.
Untuk mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran hutan dan lahan, pihaknya telah menyiagakan personel Pusdalops, alat berat, mobil tangki, mobil dapur umum serta peralatan lainnya.
Selain itu mereka juga selalu berkoordinasi dengan petugas Damkar, TNI dan Polri sehingga jika ada kebakaran hutan dan lahan bisa langsung ditangani.
"Musim kemarau di Rejang Lebong ini diperkirakan masih akan terjadi hingga pertengahan September mendatang, untuk itu kita harus terus siaga guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diingini," katanya menjelaskan.
Baca juga: Kebakaran nyaris habiskan hutan mahoni di Rejang Lebong
Sementara itu, kepala Dinas Pemadam Kebakaran Rejang Lebong, Sumardi mengatakan, kasus kebakaran lahan juga terjadi pada Minggu siang (25/8) sekitar 15.00 WIB, tepatnya di Desa Muara Talita, Kecamatan Padang Ulak Tanding, namun titik api ini tidak lama kemudian berhasil mereka padamkan.
"Kebanyakan kasus kebakaran hutan dan lahan ini akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan, terutama lahan kosong yang berada dipinggir jalanan sehingga terbakar," ujar dia.
Sejauh ini kasus kebakaran lahan yang mereka tangani, kata dia, setidaknya sudah ada lima kejadian, dengan lokasi terlebar berada di hutan Madapi (Mahoni, Damar dan Pinus) di kawasan TNKS Kecamatan Bermani Ulu Raya berkisar 1/4 hektare. Sedangkan lainnya baru sedikit dan langsung mereka padamkan bersama petugas TNI/Polri dan BPBD serta masyarakat.
Baca juga: Kepulangan dua jamaah haji Rejang Lebong tertunda
Baca juga: Sekwan: Partai pemenang pemilu Rejang Lebong jabat ketua sementara
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019