Warga Air Buluh, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu Susilawati (37) diduga telah menjadi korban malpraktek oleh seorang pria berinisial AA yang mengaku sebagai dokter ortopedi. Kejadian ini pun dilaporkan ke Polda Bengkulu.

Suami korban, Sulaiman (45) menjelaskan, akibat dugaan malpraktek ini, istrinya hingga kini terpaksa harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit M Yunus. Susilawati sempak tak sadarkan diri untuk beberapa waktu.

Kata Sulaiaman kejadian ini bermula saat istrinya yang mengalami pergeseran pada sendi tulang belakang akibat tertimpa kayu sekitar 2 tahun lalu dibawa ke Puskesmas Air Rami sebulan sebelum bulan ramadhan lalu. Di Puskesmas itu ia kemudian diperiksa oleh salah satu dokter.

Kemudian, oleh dokter itu Sulaiman disarankan agar istrinya dianjurkan berobat ke pria berinisial AA yang kemudian diketahui adalah suaminya dokter tadi. Dokter itu mengatakan bahwa AA merupakan ahli ortopedi.

 "Di Puskesmas kami bertemu dengan dr. Cika yang merupakan istri terlapor AA  dan kemudian menyarankan berobat dengan terlapor yang disebut-sebut ahli ortopedi," kata Sulaiman usai memberikan laporan di Mapolda Bengkulu, Kamis.

Sulaiman menambahkan, sudah tiga kali istinya menjalani pengobatan dengan AA. Usai pengobatan pertama dengan AA, tampak kondisi Susilawati mulai terlihat pulih.  "Hanya saja pada waktu bulan puasa, proses pengobatan sempat terhenti lantaran terlapor lantaran pergi ke Batam. Itu menurut istri terlapor," kata Sulaiman.

Sulaiman menerangkan, pada Senin (4/9) lalu AA secara tiba-tiba datang kerumahnya di Desa Air Buluh untuk menanyakan perkembangan kesehatan Susilawati. Saat itu, kata Sulaiman, istrinya itu kembali mengeluhkan sakit yang dideritanya. AA pun kembali mengobati Susilawati.

"Terlapor menyuntik istri saya dengan cairan obat di tulang belakang 1 kali," sebut Sulaiman.

Rupanya, suntikan itu memiliki efek gatal-gatal pada istrinya. Sehingga terlapor kembali menyuntik bagian bahu istrinya, dengan dalih untuk mengobati gatal-gatal itu. "Memang setelah itu gatal-gatal pada istri saya hilang. Tapi tubuh istri saya kejang-kejang dan pingsan. Bahkan sempat mati suri lantaran denyut nadinya terhenti beberapa waktu," jelasnya.

Mendapati kondisi itu, terlapor lagi-lagi menyuntik bagian tulang belakang istrinya. Sewaktu nada istrinya terhenti, Ia sendiri sempat menekan bagian dada istrinya, dan memberikan nafas buatan. 

"Setelah itu denyut nadi istri saya kembali, namun seluruh bagian tubuh istri saya tidak dapat digerakkan. Cukup banyak istri saya disuntik pada waktu itu, bahkan ada salah satu proses suntikan tanpa dimasukkan cairan pada alat suntiknya," sesal Sulaiman.

Melihat kondisi istrinya seperti itu, Ia bersama terlapor langsung melarikan istrinya ke Puskesmas Perawatan Ipuh. Tetapi pihak Puskesmas tidak berani menangani istrinya. "Sehingga malamnya istri saya langsung di larikan ke RSUD M. Yunus. Selama dalam perjalanan, kami sempat meminta bantuan oksigen dan mengeluarkan cairan pada tenggorokan istri saya di Puskesmas Ketahun," katanya.

Saat ini istrinya masih menjalani perawatan intensif di RSUD M. Yunus. Meskipun demikian Ia dan keluarga tidak terima dengan kondisi yang dialami istrinya. "Sehingga melapor dugaan Malpraktik atas tindakan terlapor ke Polda Bengkulu. Saya berharap laporan ini dapat ditindaklanjuti, dan tadi saya juga sempat diminta keterangan oleh tim penyidik Polda," jelas Sulaiman.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019