Ratusan mahasiswa dan pemuda di Kota Bengkulu mendesak Presiden Joko Widodo mengganti Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menkopolhukam Wiranto karena dinilai tidak sanggup mengamankan aksi mahasiswa dan pelajar di Tanah Air berkaitan dengan meninggalnya dua mahasiswa pengunjukrasa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara M Randy dan Yusuf Kardawi.

“Kami mendesak Presiden segera mengganti Kapolri Tito Karnavian dan Menkopolhukam Wiranto karena gagal mengamankan aksi mahasiswa dan pelajar,” kata Dodi Kurniawan, koordinator aksi damai malam renungan atas meninggalnya dua mahasiswa Kendari, Jumat.

Dalam seruannya mahasiswa juga meminta Presiden Jokowi meminta maaf kepada mahasiswa dan orangtua mahasiswa yang gugur saat berunjukrasa di Kendari dan meminta maaf kepada seluruh mahasiswa, pelajar dan jurnalis yang mengalami kekerasan saat unjuk rasa berlangsung.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Kapolda Brigjen Pol Supratman juga bergabung dalam aksi. (Foto Antarabengkulu.com)


Tidak hanya itu, mahasiswa juga mendesak Presiden Jokowi memecat Kapolda Sulawesi Tenggara dan memecat serta menghukum anggota polisi yang terbukti melakukan penganiayaan dan penembangan terhadap mahasiswa yang meninggal di Kendari.

Selain menyampaikan seruan, dalam aksinya para mahasiswa menyalakan lilin dan menaburkan bunga di bawah foto Randy dan Yusuf dalam aksi di Simpang Lima Ratu Samban.

Beberapa saat setelah kegiatan berlangsung, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Kapolda Brigjen Pol Supratman juga bergabung dalam aksi tersebut.

Kapolda menyampaikan ikut berbelasungkawa atas peristiwa duka yang mengakibatkan dua mahasiswa meninggal dunia.

Sementara gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan siap mendengarkan aspirasi mahasiswa dan meneruskan ke pemerintah pusat.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019