Jembatan di jalur jalan lintas provinsi yang masih dalam proses pembangunan yang berada di Desa Palak Bengkerung Kecamatan Air Nipis Bengkulu Selatan ambruk, diduga akibat arus sungai yang sangat deras. 

"Hujan deras yang mengguyur wilayah Bengkulu Selatan dari sore kemarin hingga pagi ini dan jembatan ambruk saat tengah malam," kata salah satu warga Desa Palak Bengkerung Andis, Senin. 

Ia menambahkan bahwa besi penyangga jembatan Air Nipis tidak kuat menahan beban jembatan padahal pembangunan jembatan tersebut diperkirakan tinggal 25 persen sebelum tuntas.

Bagian jembatan yang ambruk yaitu di bagian besi penyangga jembatan dengan panjang sekira 20 meter dan penyangga tersebut masuk ke bawah jembatan lama. 

"Kami telah menduga jembatan akan ambruk sebab tanah di bagian pinggir jembatan sudah longsor dan batu-batuannya sudah banyak yang terpisah," ujarnya. 

Padahal kata dia, jembatan tersebut baru dibangun dan belum sampai pada pemasangan tiang penyangga di seberang. 

Kepala pekerja jembatan Sungai Air Nipis, Abdullah menyayangkan kejadian jembatan ambruk tersebut yang menyebabkan pekerja harus bekerja keras untuk mengambil puing-puing besi jembatan yang ambruk. 

Ia menilai seharusnya tanggal 25 Desember 2019 mendatang jembatan tersebut sepatutnya sudah selesai.

"Beruntung bagian ujung jembatan belum direkatkan secara permanen jika tidak maka seluruh jembatan akan roboh terbawa arus air sungai," ucapnya.

Untuk diketahui, jembatan Air Nipis roboh sekira pukul 22.00 WIB saat hujan lebat dan debit air yang meningkat sehingga daya tampung bendungan tidak mampu menahan debit air. 

Sehingga arus air terpaksa melebar ke pinggir sungai di mana Sungai Air Nipis merupakan muara dari empat anak sungai yaitu Sungai Air Jiput, Sungai Air Sekunyit, Sungai Air Nipis dan Sungai Air Bengkenang. 

Pembangunan jembatan Provinsi Sungai Air Nipis memakan biaya sebesar Rp14,5 miliar dengan waktu pengerjaan selama 186 hari.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019