Belasan orang pemain teater dari Teater Pakur membakar spanduk dan baliho di pelataran Gedung Teater Tertutup (GTT) Taman Budaya Bengkulu sebagai bentuk protes dan kekecewaan para seniman karena terpaksa batal mementaskan monolog "Kasir Kita" karya Arifin C. Noer di GTT Taman Budaya Bengkulu. 

"Senin kemaren sudah mendaat izin dari kepala taman budaya sebelum keberangkatanya ke Yogja, katanya kunci diambil sama bu Desi Selalas, sampai hari ini kuncinya tidak diberikan dengan berbagai alasan," kata Sekretaris Teater Pakur, Jayu Marsuis di sela pementasan, Sabtu.

Baca juga: Kecelakaan bus Sriwijaya di Bengkulu Selatan tewaskan satu orang

Meski tidak menggunakan GTT, pentas monolog yang diperankan Johan Azhar tetap diselenggarakan. Hanya saja, pelaksanaan terpaksa dilakukan di pelataran GTT. 

Sebelum acara dimulai, Ketua Teater Pakur, Swend Dewa, meminta maaf kepada para penonton atas ketidaksesuaian tempat pementasan dengan yang tertera di undangan dan selebaran. 

"Taman Budaya ini seharusnya rumah seniman, tetapi kami tidak diperkenankan pentas sedangkan pesta perkawinan lebih diutamakan dilayani di gedung ini," ujarnya. 

Setelah itu, beberapa seniman tampil dengan membawa spanduk dan baliho monolog dan membakarnya. Seniman lain juga tampak membawa spanduk, diantaranya bertuliskan "Save Taman Budaya Bengkulu". Body painting atau seniman yang mengecat tubuhnya juga tampil di pelataran. Mereka memrotes ketidakberpihakan Taman Budaya terhadap seniman Bengkulu.

Baca juga: Pekan QRIS dorong masyarakat Bengkulu lakukan transaksi non-tunai

Bendahara Teater Pakur Bengkulu, Zuan Zhulian mengatakan pementasan monolog Kasir Kita seharusnya diapresiasi pihak Taman Budaya Bengkulu. 

"Untuk menggelar monolog kali ini, para pemain bahkan telah berlatih sejak Oktober 2019," ujarnya. 

Ia mengatakan hal ini menunjukkan keseriusan pemain dan kru Teater Pakur untuk memberikan penampilan terbaik bagi khalayak umum, khususnya bagi kemajuan seni di Bengkulu. Pihak Taman Budaya yang tidak memberikan kunci GTT, padahal sebelumnya telah memberi izin menurut dia jelas melukai hati para seniman.

"Ganti saja namanya menjadi UPTD penyewaan gedung pesta nikah, jangan lagi UPTD Taman Budaya," ucapnya.

Baca juga: 415 atlet ikuti kejuaraan renang se-Sumatera di Bengkulu

Meski tampil di pelataran disertai hujan dan gerimis, namun para seniman tetap optimistis dan tetap akan terus berusaha memajukan kesenian di Bengkulu. Bahkan, Teater Pakur berencana untuk menggelar pertunjukan sepanjang tahun 2020, dengan menggandeng seluruh seniman di Bengkulu. 

Untuk diketahui, Monolog Kasir Kita merupakan lanjutan dari kegiatan konser seni awal tahun pada Januari lalu, yang salah satu penyelenggaranya adalah Teater Pakur.

Aksi ini ditutup dengan pembakaran spanduk, properti replika buaya dan baliho, pengasapan dengan kemenyan dan memercikkan air kembang tujuh rupa di sekitaran gedung taman budaya.

Pewarta: Gogo Priogo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020