Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mengumumkan satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) virus korona jenis baru atau COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu, Kamis (26/3) meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengatakan, PDP yang meninggal tersebut merupakan warga Kota Bengkulu jenis kelamin perempuan berusia 77 tahun.

Baca juga: Gubernur Bengkulu tindaklanjuti usulan lockdown ke Setkab

Kata Herwan, pasien menjalani perawatan di RSMY Bengkulu pada Selasa (24/3) lalu. Pasien mengalami demam setelah menjenguk keluarganya yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan pada 15 Maret lalu.

"Benar bahwa ada satu PDP yang meninggal. Pasien ini tidak memiliki riwayat kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, namun pasien sebelum dirawat memiliki riwayat perjalanan menjenguk saudaranya di rumah sakit di Palembang," kata Herwan dalam jumpa pers di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Kamis.

Baca juga: Bupati Mukomuko ikuti video conference dengan Gubernur

Sementara itu, Wakil Direktur RSMY Bengkulu Ismir Fahri menjelaskan, pasien PDP yang meninggal tersebut mengalami demam pada 17 Maret lalu dan sempat melakukan pemeriksaan kesehatan disalah satu dokter praktek di Kota Bengkulu.

Hasil pemeriksaan dokter tersebut menunjukkan adanya gejala demam berdarah dengue atau DBD. Dokter tersebut kemudian merujuk pasien agar dirawat disalah satu rumah sakit swasta di Kota Bengkulu.

"Dalam perawatan arah menuju diagnosa DBD itu jelas karena ada tanda-tanda penurunan kadar trombosit. Tetapi beberapa hari dalam perawatan kondisinya mengalami perburukan dan timbul gejala sesak nafas yang berat," jelas Ismir.

Baca juga: Wali Kota Bengkulu perpanjang masa belajar di rumah hingga 13 April

Baca juga: Cegah COVID-19, Wali Kota Bengkulu usulkan lockdown

Dengan gejala sesak nafas berat tersebut, pihak rumah sakit swasta yang merawat pasien kemudian berkoordinasi dengan pihak RSMY Bengkulu. Pihak RSMY Bengkulu kemudian melakukan uji radiologi dan hasilnya memang menunjukkan gejala pneumonia.

Pihak RSMY Bengkulu kemudian memutuskan untuk merawat pasien tersebut di ruang isolasi karena kondisi pasien terus memburuk dalam waktu yang relatif cepat.

"Pada tanggal 25 sudah diambil swab tenggorok pasien. Jadi spesimen sudah diambil dan sudah dikirim. Kemudian pasien makin kritis dan penatalaksanaan sudah diberikan secara maksimal terutama  pemberian obat support antibiotika, dan pasien akhirnya jatuh pada kondisi gagal nafas dan dinyatakan meninggal pada pukul 10.45 WIB," papar Ismir.

Sejauh ini sudah ada dua orang dengan status PDP di Bengkulu yang meninggal dunia. Pasien PDP meninggal dunia pertama di Bengkulu merupakan perempuan berusia 62 tahun. Ia meninggal saat tengah menjalani perawatan intensif di ruang isolasi RSMY Bengkulu pada Sabtu (21/3).

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020