Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebut ia telah berkoordinasi dengan Sekretaris Kabinet (Setkab) Pramono Anung terkait adanya usulan menutup akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu atau lockdown sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 di Provinsi Bengkulu.
Baca juga: Cegah COVID-19, Wali Kota Bengkulu usulkan lockdown
"Baru saja saya kontak langsung sama pak Setkab untuk menindaklanjuti karena ini juga sifatnya kebijakan nasional. Bukan rencana melakukan lockdown, kita konsultasikan dan kita bahas dulu. Saya pikir ini aspirasi masyarakat yang cukup baik," kata Rohidin usai melakukan kegiatan penyemprotan cairan disinfektan di Makorem 041 Garuda Emas Bengkulu, Kamis (26/3).
Rohidin menjelaskan, ia bersama pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Provinsi Bengkulu sudah melakukan rapat untuk merespon usulan penutupan akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu tersebut.
Baca juga: Puskesmas Lingkar Timur Bengkulu karantina lokal dua warga
Baca juga: Wali Kota Bengkulu perpanjang masa belajar di rumah hingga 13 April
Kata Rohidin, usulan penutupan akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu ini akan disikapi secara hati-hati, namun tetap memaksimalkan upaya perlindungan bagi masyarakat Provinsi Bengkulu dengan sungguh-sungguh.
"Baru saja kita bahas dengan FKPD, sekali lagi ini bentuk kehati-hatian kita. Kita akan melakukan perlindungan kepada masyarakat dengan serius dan sungguh-sungguh. Semua kebijakan akan kita putuskan dan konsultasikan secara nasional kepada bapak Presiden," papar Rohidin.
Baca juga: Empat ODP di Bengkulu negatif COVID-19
Sebelumnya, Walikota Bengkulu Helmi Hasan, Rabu (25/3) menyampaikan permohonan agar Gubernur Bengkulu mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menutup akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu baik itu dari udara, darat dan laut.
Helmi menjelaskan, permintaan lockdown ini berdasarkan pertimbangan dan sudah melalui kajian yang matang, terutama kekhawatiran terhadap aspek kedisiplinan masyarakat Provinsi Bengkulu, apalagi Provinsi Bengkulu saat ini masih dalam zona hijau dan belum ada kasus positif COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Baca juga: Cegah COVID-19, Wali Kota Bengkulu usulkan lockdown
"Baru saja saya kontak langsung sama pak Setkab untuk menindaklanjuti karena ini juga sifatnya kebijakan nasional. Bukan rencana melakukan lockdown, kita konsultasikan dan kita bahas dulu. Saya pikir ini aspirasi masyarakat yang cukup baik," kata Rohidin usai melakukan kegiatan penyemprotan cairan disinfektan di Makorem 041 Garuda Emas Bengkulu, Kamis (26/3).
Rohidin menjelaskan, ia bersama pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Provinsi Bengkulu sudah melakukan rapat untuk merespon usulan penutupan akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu tersebut.
Baca juga: Puskesmas Lingkar Timur Bengkulu karantina lokal dua warga
Baca juga: Wali Kota Bengkulu perpanjang masa belajar di rumah hingga 13 April
Kata Rohidin, usulan penutupan akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu ini akan disikapi secara hati-hati, namun tetap memaksimalkan upaya perlindungan bagi masyarakat Provinsi Bengkulu dengan sungguh-sungguh.
"Baru saja kita bahas dengan FKPD, sekali lagi ini bentuk kehati-hatian kita. Kita akan melakukan perlindungan kepada masyarakat dengan serius dan sungguh-sungguh. Semua kebijakan akan kita putuskan dan konsultasikan secara nasional kepada bapak Presiden," papar Rohidin.
Baca juga: Empat ODP di Bengkulu negatif COVID-19
Sebelumnya, Walikota Bengkulu Helmi Hasan, Rabu (25/3) menyampaikan permohonan agar Gubernur Bengkulu mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menutup akses keluar-masuk Provinsi Bengkulu baik itu dari udara, darat dan laut.
Helmi menjelaskan, permintaan lockdown ini berdasarkan pertimbangan dan sudah melalui kajian yang matang, terutama kekhawatiran terhadap aspek kedisiplinan masyarakat Provinsi Bengkulu, apalagi Provinsi Bengkulu saat ini masih dalam zona hijau dan belum ada kasus positif COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020