Seluas sekitar 200 hektare lahan persawahan yang telah diolah dan ditanami padi di Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terendam banjir dari luapan Sungai Selagan di wilayah ini.

"
Data pastinya belum dapat, baik sawah yang baru dibajak atau diolah maupun yang telah ditanami padi. Mayoritas sawah sepanjang sungai di daerah ini habis terendam banjir yakni seluas 200 hektare lebih,” kata Camat Selagan Raya Khairul Saleh dalam keterangannya di Mukomuko, Jumat.

Seluas sekitar 200 hektare lahan persawahan milik sejumlah petani di Kecamatan Selagan Raya terendam banjir pada Kamis malam (26/3) terjadi selama tiga jam mulai dari pukul 16.40 WIB hingga 21.00 WIB.

Banjir yang berasal dari luapan Sungai Selagan di Kecamatan Selagan Raya tersebut hanya berlangsung sebentar, kemudian banjir yang merendam ratusan hektare sawah tersebut surut.

Ia menyatakan, meskipun ratusan hektare sawah yang telah diolah maupun ditanami tanaman padi di wilayah ini terendam banjir, tetapi bencana ini tidak membuat masyarakat petani setempat menjadi heboh.

“Sampai sekarang kami belum menerima laporan terkait total kerugian akibat dari banjir ini dari kelompok tani di wilayah ini. Kami tidak tahu mengapa petani belum melaporkan apakah karena banjir hanya lewat saja dan tanaman hanyut bisa diatasi, jadi permasalahan ini tidak begitu heboh,” ujarnya pula.

Selain sawah terendam banjir, ia mengatakan, kelompok tani di wilayah ini menyampaikan bahwa di pinggir sungai di wilayah ini ada saluran irigasi yang roboh akibat banjir.

Ia mengatakan, akibat saluran irigasi di pinggir sungai di wilayah ini roboh ini membuat air yang berasal dari irigasi Selagan di daerah ini menjadi tidak bisa mengalir ke lahan persawahan milik petani di wilayah ini.

Ia mengatakan, pihaknya telah meminta pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang melalui bidang pengairan untuk mengecek berapa titik saluran irigasi yang roboh di wilayah ini.

Selain itu, ia mengatakan, banjir yang melanda wilayah ini juga merendam sebanyak enam bangunan rumah milik warga di Desa Sungai Gading tetapi banjir yang merendam rumah tersebut tidak deras tetapi tenang.

Selanjut pihaknya menunggu laporan terkait dengan kerugian akibat banjir tersebut dari ketua kelompok tani dan pihak desa di wilayah ini.

“Kalau memang ada kerugian seperti saluran irigasi yang robih sekitar 50 meter, saya minta mereka membuat laporan lewat desa disampaikan kepada Dinas PUPR dan bupati,” ujarnya.

 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020