Bengkulu, (Antara) - Ratusan mahasiswa Universitas Bengkulu berunjukrasa di depan Kantor Rektor mempertanyakan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dinilai memberatkan mahasiswa baru.
"Kami menuntut pihak kampus menghapus sistem UKT karena terlalu mahal dan memberatkan mahasiswa baru, ini kapitalisasi perguruan tinggi," kata salah seorang pengunjukrasa, Novan.
Menurutnya, mahasiswa yang dikenakan UKT dengan nilai Rp2,4 juta hingga Rp3,6 juta per semester dijanjikan tidak akan dibebani lagi dengan pengeluaran lainnya.
Namun, mereka masih dibebankan biaya pengurusan kartu perpustakaan Rp20.000 per mahasiswa.
Mahasiswa juga menuntut transparansi pengelolaan keuangan serta memperbesar porsi keuangan untuk kegiatan kemahasiswaan.
Pengunjukrasa lainnya Aziz mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, menyebutkan dana kegiatan mahasiswa selalu mendapatkan porsi keuangan yang sangat kecil.
"Pernah salah satu organisasi mahasiswa menggelar kegiatan setingkat nasional namun universitas hanya memberikan bantuan Rp1 juta," katanya.
Mahasiswa juga mengkritik buruknya fasilitas kampus seperti toilet, kebersihan gedung, serta pagar kampus yang rusak sehingga hal tersebut membuat keamanan sepeda motor dan mobil di kampus menjadi tidak terjamin.
Dalam satu bulan terakhir kata dia, tidak kurang dari 20 unit kendaraan bermotor hilang di parkiran kampus itu.
"Kami resah, keamanan di kampus ini tidak terjamin," katanya.
Para mahasiswa itu juga menyinggung buruknya pelayanan perpustakaan, sebab banyak buku koleksi lama.
Para mahasiswa menggelar aksi teatrikal di halaman rektorat dan membaca puisi.
Rektor Universitas Bengkulu Ridwan Nurazi yang menemui para pengunjukrasa mengatakan siap menindaklanjuti tuntutan mahasiswa.
"Kami minta dukungan mahasiswa, karena semua yang disebutkan itu merupakan fokus kerja kami," katanya.
Mendapat jawaban dari rektor yang baru dilantik itu, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib.
*
Mahasiswa Unib berunjukrasa tolak sistem UKT
Senin, 7 Oktober 2013 18:58 WIB 2978