Jakarta (ANTARA) -
Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri menyebutkan bahwa Idul Fitri merupakan hari kemenangan yang dapat melahirkan sikap antikorupsi.
Hal itu, kata Ali, dikarenakan Idul Fitri dirayakan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa yang sarat akan nilai spiritualitas, termasuk dalam hal penempaan terhadap sifat dan sikap jujur.
"Idul Fitri kita maknai sebagai hari kemenangan, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Puasa merupakan ibadah yang sarat akan nilai spiritualitas. Salah satunya, puasa sebagai penempaan terhadap sifat dan sikap jujur," kata Ali dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ali menjelaskan, sikap jujur yang ditempa selama bulan Ramadhan merupakan fondasi akhlak manusia dan termasuk kompleks. Tidak hanya jujur kepada orang lain, umat Muslim yang berpuasa juga dilatih untuk jujur kepada diri sendiri dan Allah SWT.
Oleh karena itu, menurut dia, berakhirnya bulan Ramadhan yang dirayakan melalui Idul Fitri ini dapat melahirkan berbagai sikap positif, tidak terkecuali sikap antikorupsi.
"Sifat jujur adalah fondasi akhlak seseorang. Ketika seseorang memiliki sifat jujur maka akan melahirkan sikap kesederhanaan, ketawadh’uan, dan sikap kebaikan-kebaikan lainnya, termasuk antikorupsi," kata Ali.
Perjalanan menuju Idul Fitri, ucap Ali, bukan hanya proses mendaki puncak spiritualitas. Lebih dari itu, amalan dan pelajaran yang didapat selama bulan Ramadhan dapat menghindarkan diri dari perilaku dan perbuatan yang merusak ketakwaan.
Karena itu, Ali mengajak masyarakat Indonesia untuk mempertahankan nilai-nilai kebaikan yang telah didapat.
"Di hari kemenangan ini, mari kita senantiasa mempertahankan nilai-nilai kebaikan yang telah kita patri selama sebulan kemarin," pesan Ali.
"Dengan begitu, kita tidak hanya sedang mendaki puncak spiritualitas, tapi juga menghindarkan diri dari perilaku dan perbuatan yang merusak ketakwaan kita, salah satunya korupsi," lanjut dia.