Padang (ANTARA) - Akademisi dari Program Studi Hubungan Internasional Universitas Andalas Virtuous Setyaka mengingatkan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah konflik Israel dan Palestina menjadi tanggung jawab negara.
"Seharusnya semua pemerintah dari tingkat provinsi hingga pusat ketika mendengar ada WNI yang terjebak di wilayah konflik, semuanya harus proaktif," kata akademisi dari Program Studi Hubungan Internasional Universitas Andalas Virtuous Setyaka di Padang, Selasa.
Virtuous menegaskan dalam situasi konflik antara Israel dan Palestina, pemerintah wajib mencari tahu apakah ada WNI atau tidak di wilayah tersebut. Jika menemukan adanya warga Indonesia, maka evakuasi harus segera dilakukan.
Kemudian, apabila ada WNI yang tidak bersedia untuk dievakuasi, ia menyarankan agar negara mengambil sikap tegas demi keselamatan individu itu, serta nama baik Indonesia di kancah internasional.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Irsyad Syafar mengatakan segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi setempat, untuk memastikan apakah ada warga asal Ranah Minang yang terjebak di zona konflik Israel Palestina.
"Secara khusus kita akan mencoba mencari informasi dengan pemerintah setempat. Kalaupun ada, tentu menjadi tanggung jawab kita untuk menyelesaikannya," ujar dia.
Hingga saat ini Kementerian Luar Negeri terus berusaha mengevakuasi WNI yang berada di Israel maupun Palestina. Hingga Minggu (15/10) setidaknya empat WNI berhasil dievakuasi dan tiba di Tanah Air.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, tercatat 129 WNI yang tidak bersedia dievakuasi dengan alasan sudah menikah dengan warga lokal, hingga memiliki pekerjaan tetap di daerah tersebut.
Dari 133 WNI yang berada di wilayah Tepi Barat dan Sapir, hanya empat orang yang ingin dievakuasi, dan sudah tiba di Indonesia. Pada 13 Oktober keempat WNI itu keluar dari Yerusalem menuju Yordania, hingga akhirnya tiba di Indonesia pada 15 Oktober.
Misi selanjutnya ialah mengevakuasi 10 WNI yang masih terjebak di Jalur Gaza. Upaya pemerintah ialah menyusun skenario evakuasi dengan opsi rute jalur darat melalui Amman dan Kairo serta jalur udara.