Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan mengawasi sejumlah pangkalan gas bersubsidi elpiji 3 kilogram yang diduga menjual kembali kepada pengecer atau warung.
"Pangkalan seperti itu kita awasi karena hampir sebulan pangkalan tersebut menjual kembali kepada warung," kata Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko Hutri Wahyudi di Mukomuko, Sabtu.
Ia mengatakan, instansinya selain mengawasi pangkalan gas bersubsidi elpiji 3 kg yang menjual kembali kepada warung, dan pangkalan harus membuat surat pernyataan agar mereka menjual LPG ke konsumen tidak ke warung.
Terkait dengan sanksi terhadap pangkalan yang menjual gas elpiji 3 kg ke warung sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Selain itu, pangkalan gas elpiji 3 kg yang menjual elpiji ke warung ke Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).
"Kalau yang menindak pangkalan yang melanggar aturan perundangan bukan kita tetapi melibatkan tim termasuk Bagian Tipiter Polres Mukomuko," ujarnya pula.
Ia mengatakan, pangkalan gas elpiji selain dilarang menjual gas elpiji ke warung, mereka juga dilarang menjual gas elpiji 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET). HET gas elpiji di wilayah Kecamatan Kota Mukomuko sebesar Rp24.000, atau naik dibandingkan sebelumnya sebesar Rp21.000 sesuai SK gubernur.
Ia menerangkan, berdasarkan aturan dari ESDM dan dan Pertamina, gas elpiji subsidi ukuran 3 kilogram untuk rumah tangga miskin dan pelaku usaha mikro.
"Pangkalan jangan menjual LPG selain konsumen akhir seperti rumah tangga miskin dan usaha mikro, tidak diperbolehkan menjual ke warung," ucapnya.
Ia menegaskan, instansinya menegakkan aturan untuk mengantisipasi jangan sampai gas elpiji subsidi langka. Semua ini demi kelancaran pendistribusian gas elpiji di daerah ini.
Sementara itu, warga Desa Ujung Padang, Kecamatan Kota Mukomuko Muklis mengeluh karena harga gas elpiji 3 kg di warung terlalu mahal, sebesar Rp35. 000 per tabung.
Ia mengatakan, sampai sekarang dirinya dan warga lain di wilayahnya tidak pernah mendapatkan gas elpiji di pangkalan karena gas elpiji tidak pernah ada di pangkalan di wilayahnya.
"Gas elpiji di wilayah ini tidak langka, karena banyak warung kecil yang menjual gas subsidi, tetapi harganya terlalu mahal," ucapnya.