Bengkulu (Antara) - Sebanyak 16 sekolah mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di dua kabupaten di Provinsi Bengkulu mulai menerapkan pendidikan lingkungan hidup bagi pelajar yang diintegrasikan dalam muatan lokal.
"Belum menjadi pelajaran wajib, tapi sudah masuk ke muatan lokal, ini satu kemajuan positif," kata Pendiri Yayasan Genesis, Barlian di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan silabus pendidikan lingkungan hidup yang disusun Yayasan Genesis dan lembaga lingkungan Flora and Fauna International (FFI) tersebut sudah melalui verifikasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu.
Setelah bedah silabus pendidikan lingkungan hidup digelar di Diknas Provinsi, Yayasan Genesis menerapkan silabus tersebut untuk pertama kali di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Syuhada di Desa Sungai Ipuh, Kabupaten Mukomuko.
Kini, silabus tersebut sudah menyebar di 15 sekolah lainnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko.
Sekolah yang sudah menerapkan yakni SD Negeri 05, SD Negeri 07 dan SD Negeri 08 Kecamatan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara.
Selanjutnya SD Negeri 09, SD Negeri 22, SMP Negeri 02 Kecamatan Ulak Kupai Kabupaten Bengkulu Utara. Berikutnya SMK Negeri 1 Napal Putih, SMA Negeri 1 Ulak Kupai, SMK Negeri 02 Putri Hijau, SMA 5 Tenera, SMP Negeri Tenera, SD 05 Tenera, Bengkulu Utara.
Silabus tersebut juga sudah diajarkan di SMP 5 Ulak Kupai, SMP Negeri 3 Putri Hijau Bengkulu Utara dan SMP Negeri 6 Putri Hijau, Bengkulu Utara.
"Di 15 sekolah ini masih diintegrasi dalam muatan lokal, kalau di MTs Syuhada Mukomuko sudah jadi pelajaran wajib," kata dia.
Selain menyediakan silabus, Yayasan Genesis juga siap memfasilitasi pelatihan bagi para guru yang akan mengajarkan pendidikan lingkungan hidup.
Barlian mengatakan pendidikan lingkungan hidup yang diatur dalam silabus itu disesuaikan dengan lingkungan kehidupan para siswa.
"Mereka lebih dituntun untuk mengenal lingkungan rumah, sekolah dan tempat tinggalnya dan mereka memahami perannya dalam lingkungan itu," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa lewat program yang diharapkan menjadi pelajaran wajib bagi siswa ini diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang bertanggung jawab terhadap dirinya, sekolah dan lingkungan rumah, khususnya dalam praktik yang mendukung pelestarian lingkungan hidup.
Materi silabus berbeda untuk tiap tingkatan di mana untuk SD dituntun pada pengenalan lingkungan, tingkat SMP para siswa memahami bentuk kerusakan lingkungan oleh manusia dan upaya pencegahannya.
"Sedangkan pelajar SMA diarahkan untuk memahami dampak dari kerusakan lingkungan" ucapnya.
Dalam materi pendidikan tersebut, para siswa dilibatkan dalam kegiatan pelestarian lingkungan dan mengantisipasi bencana alam yang berpotensi terjadi di daerah mereka.
Siswa juga dibekali pengetahuan dalam pengelolaan lingkungan berbasis kearifan lokal dengan tujuan akhir untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan.
Harmoko dari SMK Negeri 2 Putri Hijau mengatakan pendidikan lingkungan hidup di sekolahnya diintegrasikan dengan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.
"Kami juga membuat kegiatan 'sekolah minggu' dan 'sekolah jumat' setiap pekan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang lingkungan," katanya. ***4***