Jakarta (ANTARA) - Ketua panitia haul ke-15 Gus Dur, Yenny Wahid mengomentari terkait masih banyaknya ketimpangan dari sistem keadilan yang diberikan oleh penegak hukum di Indonesia bagi masyarakat kalangan bawah.
Dengan begitu, dirinya meminta kepada negara untuk memberikan keadilan yang berimbang kepada korban terutama bagi kalangan bawah. Oleh karena itu, tema besar haul ke-15 Gus Dur ini, dapat menjadi gerbang pembuka untuk tumbuhnya keadilan di Indonesia.
"Ini menjadi fenomena no viral, no justice, kalau tidak viral tidak ada keadilan untuk orang yang menjadi korban," kata Yenny di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, hal ini merupakan masalah yang serius yang harus segera diperbaiki. Sebagai warga negara yang taat membayar pajak dan mematuhi aturan, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari negara serta layanan publik yang terbaik.
Dalam hal ini, dirinya menginginkan aparat penegak hukum dapat merespon lebih cepat dalam merespon berbagai laporan dan aduan yang mereka alami sebagai korban.
menurut dia, seringkali masyarakat harus turun tangan untuk menuntut keadilan ketika negara terlihat gagap dalam menyikapi situasi tersebut.
Meski demikian, Ia mengapresiasi adanya kontrol masyarakat yang tetap aktif dalam mengkritisi ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka.
"Bagi saya, ini harus kita syukuri karena ada mekanisme kontrol masyarakat yang artinya masyarakat harus bergerak dan memang harus terus mengkritisi ketika ada ketidakadilan di sekeliling kita," jelasnya.