Produksi gabah kering panen milik petani di Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menurun sekitar satu ton per hektare pada musim tanam pertama padi sawah.

“Produksi gabah kering panen milik petani di Kecamatan Air Manjuto sedikit turun sekitar satu ton per hektare dari  8-9 ton menjadi 7-8 ton per hektare,” kata kata Kasi Produksi Tanaman Pangan dan Holtukultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Sugiyanto di Mukomuko, Jumat.

Penyebab produksi gabah kering panen milik petani di Kecamatan Air Manjuto  turun dibandingkan sebelumnya karena disebabkan serangan penyakit blast.

Disebutkan, hampir sebagian besar tanaman padi milik petani di kecamatan ini terserang penyakit blast dan serangan penyakit blast tersebut hampir merata di seluruh hamparan sawah milik petani setempat.

“Saya melihat besar sekali pengaruh serang penyakit blast sehingga serangan penyakit tersebut membuat produksi gabah kering panen milik petani di wilayah ini menurun,” ucapnya.

Kalangan petani di wilayah ini telah melakukan pengendalian menggunakan pestisida baik yang mereka beli secara swadaya maupun bantuan dari pemerintah setempat melalui Dinas Pertanian.

“Mereka tetap melakukan pengendalian untuk mengatasi penyakit blast tersebut, tetapi tetap saja masih ada tanaman padi yang rusak akibat terserang penyakit blast,” ujarnya.

Ia mengatakan, penurunan produksi gabah kering panen pada musim tanam pertama padi sawah tahun ini otomatis membuat pendapatan para petani di wilayah ini menurun.

Selain itu harga jual gabah kering panen di daerah ini turun sebesar sekitar Rp4.600 per kilogram sejak beberapa minggu terakhir dibandingkan sebelumnya. Harga jual gabah kering panen turun dari sebesar Rp4.800 per kg-Rp5.000 per kg menjadi Rp4.600 per kg.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020