Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Warga diwilayah perdesaan terpencil dan tertinggal terus penuh harapan terhadap penggerakan program KB untuk kembali menyentuh kepentingan masyarakat di wilayah pinggiran agar kesehatan dan kesejahteraanpun dapat merata hingga pelosok desa.
"Kita masyarakat desa terpencil yang jauh tertinggal dari wilayah lain terus impikan agar gebyar KB dapat kembali seperti dahulu," demikian diungkapkan Arsih, Kepala Desa Jambu Kecamatan Merigi Kelintang Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu ketika ditemui wartawan saat pelayanan KB Galcitas 2013 di kantor desa setempat belum lama ini.
Ia mengatakan, saat ini KB telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan berkeluarga, kendati akses pelayanan dan informasi program tidak acap ditemui namun sejumlah keluarga pasangan subur tetap sadar untuk ber-KB karena telah dirasakan manfaat program pengaturan jarak kehamilan.
TIngginya minat masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pelaksanaan program KB dapat dilihat pertumbuhan penduduk di wilayah itu hanya berkisar 12 persen dari jumlah pasangan usia subur. "Angka kelahiran bayi cukup rendah hanya 20-25 jiwa pertahun, hal itu disebabkan sejumlah pasangan subur sadar akan KB," kata Arsih.
Kesadaran akan program KB di masyarakat terpencil itu masih terdapat permasalahan dalam mendapatkan kontrasepsi secara tepat waktu, tidak sedikit warga harus menunggu persediaan kontrasepsi yang terputus di klinik dan puskesmas sehingga diharuskan untuk membeli.
Desa Jambu berpenduduk sebanyak 335 kepala keluarga 1.154 jiwa terdapat 594 laki-laki dan 559 perempuan, dengan jumlah pasangan usia subur sebanyak 209 pasangan subur, dari pasangan tersebut dominan menggunakan kontrasepsi suntik mencapai 194 orang, jelasnya.
Arsih menyambut baik pelaksanaan program KB secara gratis bagi masyarakat di wilayah itu untuk membantu keluarga kurang mampu serta persediaan kontrasepsi di daerah terpencil.
"Dalam dua tahun ini kita belum mendapati pelayanan KB massal secara gratis, diharapkan pelaksanaan galcitas dapat berkesinambungan," harapnya.
Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) BKKBN Provinsi Bengkulu Masyrofah menyampaikan, program Galcitas dilaksanakan untuk pemerataan program KB hingga masyarakat pelosok desa, "masyarakat desa selama ini merasakan kurangnya akses program KB," ujarnya.
Pelaksanaan Galcitas pada 2013 ini baru berjalan di dua Kabupaten yakni Kabupaten Bengkulu tengah dengan layanan tiga desa dan Kabupaten Kepahiang dengan layanan dua desa yang tergolong tertinggal dan terpencil.
"Kita awali program Galcitas BKKBN pada Maret 2013, untuk kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiang pada 14-15 Maret 2013,"ujarnya.
Ia mengatakan, pelayanan Galcitas tidak menilik dari hasil pencapaian peserta KB dalam program tersebut, pelaksanaan itu semata-mata bertujuan untuk meningkatkan akses program KB tingkat masyarakat desa tertinggal dan terpencil, ujarnya.
Penduduk dibeberapa desa wilayah Kecamatan Merigi Kelintang Kabupaten Bengkulu Tengah tak menyangkal menyandang predikat sebagai wilayah tertinggal dan terpencil.
Melalui kunjungan warta dalam program KB galcitas diketahui untuk mengunjungi beberapa desa di wilayah tersebut, Desa Bajak II, Desa Jambu dan Desa Penembang yang berjarak sekitar 45 kilometer dari Ibukota Provinsi Bengkulu harus ditempuh dengan menghabiskan waktu selama 2,5 jam itu pun menggunakan kendaraan roda empat.(rs)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Kita masyarakat desa terpencil yang jauh tertinggal dari wilayah lain terus impikan agar gebyar KB dapat kembali seperti dahulu," demikian diungkapkan Arsih, Kepala Desa Jambu Kecamatan Merigi Kelintang Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu ketika ditemui wartawan saat pelayanan KB Galcitas 2013 di kantor desa setempat belum lama ini.
Ia mengatakan, saat ini KB telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan berkeluarga, kendati akses pelayanan dan informasi program tidak acap ditemui namun sejumlah keluarga pasangan subur tetap sadar untuk ber-KB karena telah dirasakan manfaat program pengaturan jarak kehamilan.
TIngginya minat masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pelaksanaan program KB dapat dilihat pertumbuhan penduduk di wilayah itu hanya berkisar 12 persen dari jumlah pasangan usia subur. "Angka kelahiran bayi cukup rendah hanya 20-25 jiwa pertahun, hal itu disebabkan sejumlah pasangan subur sadar akan KB," kata Arsih.
Kesadaran akan program KB di masyarakat terpencil itu masih terdapat permasalahan dalam mendapatkan kontrasepsi secara tepat waktu, tidak sedikit warga harus menunggu persediaan kontrasepsi yang terputus di klinik dan puskesmas sehingga diharuskan untuk membeli.
Desa Jambu berpenduduk sebanyak 335 kepala keluarga 1.154 jiwa terdapat 594 laki-laki dan 559 perempuan, dengan jumlah pasangan usia subur sebanyak 209 pasangan subur, dari pasangan tersebut dominan menggunakan kontrasepsi suntik mencapai 194 orang, jelasnya.
Arsih menyambut baik pelaksanaan program KB secara gratis bagi masyarakat di wilayah itu untuk membantu keluarga kurang mampu serta persediaan kontrasepsi di daerah terpencil.
"Dalam dua tahun ini kita belum mendapati pelayanan KB massal secara gratis, diharapkan pelaksanaan galcitas dapat berkesinambungan," harapnya.
Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) BKKBN Provinsi Bengkulu Masyrofah menyampaikan, program Galcitas dilaksanakan untuk pemerataan program KB hingga masyarakat pelosok desa, "masyarakat desa selama ini merasakan kurangnya akses program KB," ujarnya.
Pelaksanaan Galcitas pada 2013 ini baru berjalan di dua Kabupaten yakni Kabupaten Bengkulu tengah dengan layanan tiga desa dan Kabupaten Kepahiang dengan layanan dua desa yang tergolong tertinggal dan terpencil.
"Kita awali program Galcitas BKKBN pada Maret 2013, untuk kabupaten Bengkulu Tengah dan Kepahiang pada 14-15 Maret 2013,"ujarnya.
Ia mengatakan, pelayanan Galcitas tidak menilik dari hasil pencapaian peserta KB dalam program tersebut, pelaksanaan itu semata-mata bertujuan untuk meningkatkan akses program KB tingkat masyarakat desa tertinggal dan terpencil, ujarnya.
Penduduk dibeberapa desa wilayah Kecamatan Merigi Kelintang Kabupaten Bengkulu Tengah tak menyangkal menyandang predikat sebagai wilayah tertinggal dan terpencil.
Melalui kunjungan warta dalam program KB galcitas diketahui untuk mengunjungi beberapa desa di wilayah tersebut, Desa Bajak II, Desa Jambu dan Desa Penembang yang berjarak sekitar 45 kilometer dari Ibukota Provinsi Bengkulu harus ditempuh dengan menghabiskan waktu selama 2,5 jam itu pun menggunakan kendaraan roda empat.(rs)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013