Warga Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sejak sepekan terakhir mengeluhkan kelangkaan gas bersubsidi ukuran tiga kilogram (3 kg) di wilayah itu.
"Sudah seminggu ini kami kesulitan mendapatkan elpiji 3kg, harus keliling dulu mencarinya dan kalau dapat harganya juga sudah mahal," kata Waty (35), warga Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah, Rabu.
Kelangkaan ini menyebabkan harga jual elpiji 3kg di warung-warung menjadi mahal. Gas ini dijual pedagang pengecer mulai dari Rp25.000 hingga Rp30.000 per tabung, bahkan ada yang menjualnya Rp33.000 per tabung.
"Kami berharap pemerintah bisa membantu kami mengatasi kelangkaan gas ini, karena biasanya gas ini mengalami kelangkaan saat masuk bulan puasa dan mendekati lebaran saja. Kami hanya punya tabung yang melon itu saja, kalau tabung ukuran 5 kg atau yang besar tidak punya," terangnya.
Sementara itu, Nowan Kurniadi, Manajer PT Putri Cempaka Lestari, salah satu agen gas elpiji di Kabupaten Rejang Lebong saat dihubungi mengatakan pasokan gas dari PT Pertamina masih normal, tidak ada pengurangan.
Kelangkaan diperkirakan akibat pengaruh pandemi COVID-19 di mana warga yang sebelumnya menggunakan gas 12 kg banyak yang beralih ke gas 3 kg, sehingga kebutuhan naik dan penambahan dari Pertamina tidak ada.
"Kalau spekulan, kayaknya untuk wilayah kita Rejang Lebong untuk penimbunan, penyimpanan, pengoplosan kayaknya tidak ada yang melakukan itu. Ini kayaknya karena ada kenaikan kebutuhan saja," terangnya.
Selain itu pengiriman ke pangkalan di bawah naungan pihaknya, kata Nowan, tidak ada perubahan dan pengurangan yakni sebanyak lima truk setiap harinya, di mana setiap truknya memuat sebanyak 560 tabung dengan total 2.800 tabung.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan kegiatan operasi pasar gas elpiji 3kg, karena kegiatan itu biasanya berdasarkan surat pengajuan permintaan dari Disperindag dan UKM Kabupaten Rejang Lebong ke Pertamina yang kemudian menginstruksikan kepada agen untuk melakukan operasi pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Sudah seminggu ini kami kesulitan mendapatkan elpiji 3kg, harus keliling dulu mencarinya dan kalau dapat harganya juga sudah mahal," kata Waty (35), warga Kelurahan Air Bang, Kecamatan Curup Tengah, Rabu.
Kelangkaan ini menyebabkan harga jual elpiji 3kg di warung-warung menjadi mahal. Gas ini dijual pedagang pengecer mulai dari Rp25.000 hingga Rp30.000 per tabung, bahkan ada yang menjualnya Rp33.000 per tabung.
"Kami berharap pemerintah bisa membantu kami mengatasi kelangkaan gas ini, karena biasanya gas ini mengalami kelangkaan saat masuk bulan puasa dan mendekati lebaran saja. Kami hanya punya tabung yang melon itu saja, kalau tabung ukuran 5 kg atau yang besar tidak punya," terangnya.
Sementara itu, Nowan Kurniadi, Manajer PT Putri Cempaka Lestari, salah satu agen gas elpiji di Kabupaten Rejang Lebong saat dihubungi mengatakan pasokan gas dari PT Pertamina masih normal, tidak ada pengurangan.
Kelangkaan diperkirakan akibat pengaruh pandemi COVID-19 di mana warga yang sebelumnya menggunakan gas 12 kg banyak yang beralih ke gas 3 kg, sehingga kebutuhan naik dan penambahan dari Pertamina tidak ada.
"Kalau spekulan, kayaknya untuk wilayah kita Rejang Lebong untuk penimbunan, penyimpanan, pengoplosan kayaknya tidak ada yang melakukan itu. Ini kayaknya karena ada kenaikan kebutuhan saja," terangnya.
Selain itu pengiriman ke pangkalan di bawah naungan pihaknya, kata Nowan, tidak ada perubahan dan pengurangan yakni sebanyak lima truk setiap harinya, di mana setiap truknya memuat sebanyak 560 tabung dengan total 2.800 tabung.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan kegiatan operasi pasar gas elpiji 3kg, karena kegiatan itu biasanya berdasarkan surat pengajuan permintaan dari Disperindag dan UKM Kabupaten Rejang Lebong ke Pertamina yang kemudian menginstruksikan kepada agen untuk melakukan operasi pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020