Pekanbaru (Antara) - PT Pertamina (Persero) Marketing Branch Riau Sumbar mengklaim gas elpiji subsidi 3 kilogram khususnya di Kota Pekanbaru tidak mengalami kelangkaan sebagai akibat terjadinya migrasi pengguna gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram karena kenaikan harga.
"Seperti pemberitaan di Kelurah Kulim, Pekanbaru stoknya habis, memang benar. Tapi mereka sedang menunggu pasokan datang hari itu, jadi bukan karena langka," ujar Sales Representatif Domestic Gas Pertamina Riau Sumbar Donny Brilianto di Pekanbaru, Kamis.
Walau demikian, menurut dia, pihaknya tetap melihat dalam beberapa hari ke depan seperti apa kondisi yang terjadi. Pertamina terus melakukan pemantauan perkembangan dari hari ke hari seperti apa dampak yang timbul dari naiknya harga gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram.
PT Pertamina sebelumnya memutuskan untuk menaikkan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram menyusul tingginya harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) di pasar internasional sebesar Rp1.500 per kilogram terhitung mulai 10 September 2014 pukul 00.00 waktu setempat.
Dia mengklaim, kenaikan kedua pada September dari sebelumnya di Januari 2014 sudah tidak terlalu berpengaruh karena masyarakat sebagai pengguna gas elpiji nonsubsidi 12 kilogram telah beralih menggunakan gas elpiji 3 kilogram di Riau pada Januari 2014.
"Jadi sekarang khusus di Riau masyarakat yang merasa lebih baik menggunakan gas elpiji 12 kilogram, mereka akan tetap mengunakannya. Cuma kalaupun ada dan tidak menutup kemungkinan, tidak sebesar yang di bulan Januari," katanya.
Menurut dia, berdasarkan pantauan pihaknya langsung ke pangkalan resmi yang berada di Kota Pekanbaru dan laporan dari masing-masing kabupaten/kota di Riau menyatakan kondisi aman terkendali serta tidak ada gangguan yang mengkhawatirkan untuk pasokan gas elpiji.
"Kemarin ada sekitar tujuh pakalan resmi dan sepanjang hari ini, saya melakukan pematauan dilapangan secara langsung pangkalan resmi yang berjumlah lebih dari 15 pangkalan. Hasilnya, alhamdulillah tidak ada masalah," ucap Donny.
Sebelumnya diberitakan, gas elpiji bersubsidi takaran 3 kilogram mulai langka di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, yang diakui para pedagang merupakan dampak dari kenaikan harga gas nonsubsidi sejak Rabu (10/9).
"Sejak ditetapkan harganya naik, banyak masyarakat yang kemudian beralih dari gas non subsisi takaran 12 kilogram ke yang 3 kilogram," kata Dayat (31), pedagang eceran elpiji di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya.
Dayat mengakui kesulitan untuk mendapatkan gas bersubsidi sejak beberapa hari terakhir sehingga tidak lagi ada stok di warung miliknya.
Kata dia, sejak tiga hari terakhir banyak warga yang membeli tabung gas bersubsidi dan kemarin elpiji takaran 3 kilogram sudah habis.
"Saya sudah cari ke sejumlah agen dan gudang tapi habis. Mungkin baru ada setelah beberapa hari kedepan," katanya.