Cirebon (Antara Bengkulu) - Gas bersubsidi ukuran tiga kilogram langka sejumlah warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terpaksa kembali menggunakan kayu bakar buat masak.
"Sulit mendapatkan gas ukuran tiga kilogram, padahal sudah keliling kesejumlah agen, tapi kosong terpaksa menggunakan kayu bakar, karena mendesak,"kata Syurif warga Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Sabtu.
Kesulitan memperoleh gas bersubsidi ukuran tiga kilogram mulai dirasakan oleh masyarakat Cirebon, sekitar tiga pekan, kata dia, kini mereka membeli dan mencari kayu bakar.
Masyarakat berharap persediaan gas ukuran tiga kilogram diperhatikan oleh pihak terkait, kata Syurif, karena kelangkaan gas sering terjadi.
Bagi konsumen kenaikan harga gas masih dimaklumi, kata dia, tetapi jika terus kosong kebutuhan untuk perajin dan rumah tangga terganggu.
Masih beruntung warga yang berada diperdesaan memanfaatkan, kayu bakar sebagai pengganti gas ukuran tiga kilogram.
Kurnadi, pedagang kayu bakar di Cirebon mengaku, sejak gas ukuran tiga kilogram menghilang dipasaran, permintaan kayu bakar meningkat hingga tiga kali lipat.
Biasanya dalam satu hari paling terjual lima puluh ikat, karena yang memesan hanya pedagang "empal gentong" dan serabi, kini naik sekitar 170 ikat.
Sartono pedagang empal gentong khas Cirebon mengaku, gas ukuran tiga kilogram langka, pedagang empal gentong tidak terpengaruh karena mereka menggunakan kayu bakar.
"Pedagang empal gentong mempertahankan kayu bakar karena anggapan mereka rasa masakannya lebih gurih dan alami, berbeda dengan gas bau empal kurang sedap,"katanya.
Gas langka warga gunakan kayu bakar
Sabtu, 4 Mei 2013 13:37 WIB 816