Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan daerah itu pada tahun 2021 terancam tidak bisa melakukan vaksinasi massal terhadap puluhan ribu ekor Hewan Penular Rabies (HPR).
Kepala Puskeswan Curup drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Senin, mengatakan jumlah populasi HPR terdiri dari jenis anjing, kucing dan kera di wilayah itu berdasarkan pendataan pada 2015 lalu mencapai 40.000 ekor.
"Kalau vaksin HPR bantuan dari APBN tahun 2021 kita tidak mendapatkannya, karena untuk se-Provinsi Bengkulu tahun ini hanya diberikan 2.500 dosis sedangkan vaksin pengadaan dari APBD Provinsi Bengkulu dan APBD Kabupaten Rejang Lebong belum jelas," kata dia.
Dia mengatakan, sedikitnya bantuan vaksin dari APBN yang terima Provinsi Bengkulu ini terjadi akibat adanya refocusing anggaran di pusat untuk penanganan COVID-19, akibatnya pengadaan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit rabies bergantung dengan provinsi dan kabupaten masing-masing.
Alokasi vaksin bantuan dari pemerintah pusat sebanyak 2.500 dosis tersebut, kata dia, sangat minim dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai puluhan ribu dosis. Vaksin ini kemudian didistribusikan ke daerah yang serapannya sedikit seperti Bengklu Utara, Seluma, Mukomuko, Kepahiang dan ke Kota Bengkulu, masing-masing daerah diberikan jatah 500 dosis.
Sedangkan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Kaur, Lebong dan Bengkulu Tengah tidak mendapatkan alokasi vaksin.
Jumlah vaksin rabies yang ada di daerah itu tambah dia, saat ini berkisar 100 dosis yang merupakan cadangan untuk pelayanan terbatas di Puskeswan Curup.
Minimnya ketersediaan vaksin ini membuat risiko penyebaran rabies terbuka lebar ditambah lagi ketersediaan Vaksin Anti Rabies (VAR) untuk warga yang terkena gigitan HPR yang dimiliki dinas kesehatan setempat juga tidak ada alias kosong.
"Masyarakat Rejang Lebong diimbau jangan sampai lengah karena penyebaran Corona lantas kasus rabies merajalela, kami minta agar anjing peliharaan mereka diikat dan tidak diliarkan sehingga tidak menggigit orang. Jika ada yang terkena gigitan HPR agar segera melapor dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," demikian Firi Asdianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Kepala Puskeswan Curup drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Senin, mengatakan jumlah populasi HPR terdiri dari jenis anjing, kucing dan kera di wilayah itu berdasarkan pendataan pada 2015 lalu mencapai 40.000 ekor.
"Kalau vaksin HPR bantuan dari APBN tahun 2021 kita tidak mendapatkannya, karena untuk se-Provinsi Bengkulu tahun ini hanya diberikan 2.500 dosis sedangkan vaksin pengadaan dari APBD Provinsi Bengkulu dan APBD Kabupaten Rejang Lebong belum jelas," kata dia.
Dia mengatakan, sedikitnya bantuan vaksin dari APBN yang terima Provinsi Bengkulu ini terjadi akibat adanya refocusing anggaran di pusat untuk penanganan COVID-19, akibatnya pengadaan vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit rabies bergantung dengan provinsi dan kabupaten masing-masing.
Alokasi vaksin bantuan dari pemerintah pusat sebanyak 2.500 dosis tersebut, kata dia, sangat minim dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai puluhan ribu dosis. Vaksin ini kemudian didistribusikan ke daerah yang serapannya sedikit seperti Bengklu Utara, Seluma, Mukomuko, Kepahiang dan ke Kota Bengkulu, masing-masing daerah diberikan jatah 500 dosis.
Sedangkan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Kaur, Lebong dan Bengkulu Tengah tidak mendapatkan alokasi vaksin.
Jumlah vaksin rabies yang ada di daerah itu tambah dia, saat ini berkisar 100 dosis yang merupakan cadangan untuk pelayanan terbatas di Puskeswan Curup.
Minimnya ketersediaan vaksin ini membuat risiko penyebaran rabies terbuka lebar ditambah lagi ketersediaan Vaksin Anti Rabies (VAR) untuk warga yang terkena gigitan HPR yang dimiliki dinas kesehatan setempat juga tidak ada alias kosong.
"Masyarakat Rejang Lebong diimbau jangan sampai lengah karena penyebaran Corona lantas kasus rabies merajalela, kami minta agar anjing peliharaan mereka diikat dan tidak diliarkan sehingga tidak menggigit orang. Jika ada yang terkena gigitan HPR agar segera melapor dan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat," demikian Firi Asdianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021