Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu menyiapkan 192 vial vaksin antirabies bagi warga yang menjadi korban gigitan hewan penular rabies (GHPR), seperti anjing, kucing, dan kera.
"Saat ini masih ada persiapan 192 vial vaksin antirabies di gudang dinas ini, vaksin ini disalurkan apabila ada yang membutuhkan," kata Kabid Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Mukomuko Hamdan di Mukomuko, Rabu.
Baca juga: Dinkes Mukomuko targetkan eliminasi penyakit TBC pada 2026
Baca juga: Dinkes Mukomuko targetkan eliminasi penyakit TBC pada 2026
Dinkes Kabupaten Mukomuko setiap tahun mendapatkan bantuan vaksin antirabies dari pemerintah provinsi, namun ada juga berasal dari pengadaan vaksin antirabies di instansi ini.
Ia mengatakan vaksin antirabies yang ada selain untuk cadangan dinas ini, juga disalurkan ke puskesmas yang memiliki fasilitas penyimpanan vaksin ini.
Ia menyebutkan enam puskesmas menjadi pusat rabies atau Rabies Center tersebar di Kecamatan Ipuh, Pondok Suguh, Bantal, Penarik, Lubuk Pinang, dan Kota Mukomuko.
Baca juga: Warga Mukomuko minta BWS perbaiki tanggul Sungai Selagan
Baca juga: Warga Mukomuko minta BWS perbaiki tanggul Sungai Selagan
"Apabila stok vaksin di puskesmas kosong, mereka langsung mengajukan ke dinas ini," ujarnya.
Ia menyatakan vaksin antirabies diberikan secara gratis kepada warga yang menjadi korban gigitan anjing, kucing, dan monyet, termasuk biaya pengobatan lainnya.
Ia menjelaskan pencegahan dan pengobatan pasien gigitan hewan penular rabies gratis karena bagian dari program pemerintah dalam mengatasi dan mencegah penyakit rabies.
Dinkes Kabupaten Mukomuko sejak Januari hingga Oktober 2024 menangani 92 pasien gigitan anjing, kucing, dan kera.
Baca juga: Mukomuko siapkan motor roda tiga untuk atasi sampah
Dari 92 pasien GHPR tersebut yang paling banyak terjadi pada Januari 2024 yakni 16 pasien, Februari 12 pasien, Maret 13 pasien, April 10 pasien, Mei tiga pasien, Juni delapan pasien, sedangkan Juli, Agustus, dan September masing-masing tujuh pasien.
Menurut dia, jumlah pasien GHPR setiap bulan semakin menurun karena tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga diri dan waspada terhadap hewan tersebut semakin tinggi.