Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mencatat hampir sebagian atau sekitar 2.022 hektare dari seluas 5.068 hektare kawasan Hutan Produksi (HP) Air Rami di daerah ini yang rusak atau telah terbuka akibat perambahan.

“Luas HP Air Rami yang rusak akibat perambahan seluas ribuan hektare tersebut terhitung sejak tahun 2006 sampai sekarang,” kata Kepala Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Kabupaten Mukomuko M Rizon di Mukomuko, Senin.

Ia mengatakan hal itu berdasarkan data luas kawasan Hutan Produksi Air Rami di daerah ini yang rusak atau telah terbuka akibat aktivitas perambahan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Ia menyebutkan, dari seluas ribuan hektare HP Air Rami daerah ini yang rusak akibat perambahan tersebut, masih ada sebagian hutan yang telah terbuka dan menjadi semak belukar.

Kemudian sebagian kawasan HP Air Rami yang rusak tersebut telah ditanami tanaman kelapa sawit.

Ia mengatakan, sebagian besar kawasan HP Air Rami di daerah ini merupakan koridor gajah dan satwa dilindungi ini akan tetap menjadikan kawasan hutan ini sebagai wilayahnya.

Ia menyatakan, meskipun kawasan hutan tersebut telah ditanami tanaman kelapa sawit, namun gajah akan tetap masuk dalam kawasan hutan yang rusak dan ditanami tanaman keras tersebut.

Menurutnya, aktivitas perambahan kawasan hutan tersebut justru akan menjadi potensi konflik antara manusia dan gajah karena satwa ini merasa terganggu dengan kehadiran manusia di wilayah mereka.

Ia menyatakan, khawatir apabila konflik antara manusia dan gajah dalam kawasan HP Air Rami dibiarkan, maka yang terjadi nantinya adanya tindakan meracuni gajah dalam kawasan hutan.

“Sudah banyak kejadian konflik antara manusia dan gajah dan pada akhirnya gajah mati diduga karena diracuni,” ujarnya.*

 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021