Pekanbaru (Antara Bengkulu) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan satelit pemantau cuaca dan panas bumi Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan titik kebakaran lahan di Riau menurun jadi 56 titik.
"Jumlah ini jauh berkurang dibandingkan sebelumnya yang mencapai 186 titik tersebar di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Riau," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari, di Pekanbaru, Kamis.
Warih menjelaskan, saat ini pihaknya tidak lagi menggunakan satelit "National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)" untuk mendeteksi titik panas yang diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan di Riau.
"Sejak Juni 2013 lalu, kami sudah menggunakan satelit Terra dan Aqua karena dianggap lebih cermat dalam mendeteksi kemunculan titik panas yang diindikasi sebagai titik kebakaran lahan. Tingkat kecermatannya lebih tinggi," katanya.
Menurut data BMKG Stasiun Pekanbaru, saat ini seluruh wilayah kabupaten dan kota di Riau masih sangat minim hujan.
Sebanyak 12 kabupaten dan kota di Riau seperti Rokan Hulu, Rokan Hilir, Dumai, Kuantan Singingi, Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Bengkalis, Meranti, Pelalawan, Siak, serta Kota Pekanbaru, kata Warih, diprakirakan masih akan mengalami cuaca panas kering.
Kondisi demikian menurut dia sangat rentan terjadinya peristiwa kebakaran hutan atau lahan yang mengakibatkan munculkan kabut asap hingga menghambat jarak pandang penerbangan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak beberapa hari terakhir ini telah menyiagakan sembilan helikopter untuk operasi pemadaman titik kebakaran lahan dan hutan dengan bom air.
"Sembilan helikopter tersebut sebelumnya juga telah melakukan upaya patroli udara untuk memantau titik kebakaran lahan dan hutan di Riau. Ternyata muncul lagi dan memang seharusnya dilakukan 'water bombing'," kata Humas BNPB Agus Wibowo.
Agus mengatakan, sembilan helikopter tersebut tak sekaligus melakukan upaya pengeboman air, namun dilakukan secara bergantian.
"Kemungkinan polanya sama dengan upaya 'water bombing' sebelumnya. Empat helikopter yang akan melakukan pengeboman air, sementara tiga lagi patroli dan dua lagi 'standby'," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Jumlah ini jauh berkurang dibandingkan sebelumnya yang mencapai 186 titik tersebar di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Riau," kata analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari, di Pekanbaru, Kamis.
Warih menjelaskan, saat ini pihaknya tidak lagi menggunakan satelit "National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA)" untuk mendeteksi titik panas yang diindikasi sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan di Riau.
"Sejak Juni 2013 lalu, kami sudah menggunakan satelit Terra dan Aqua karena dianggap lebih cermat dalam mendeteksi kemunculan titik panas yang diindikasi sebagai titik kebakaran lahan. Tingkat kecermatannya lebih tinggi," katanya.
Menurut data BMKG Stasiun Pekanbaru, saat ini seluruh wilayah kabupaten dan kota di Riau masih sangat minim hujan.
Sebanyak 12 kabupaten dan kota di Riau seperti Rokan Hulu, Rokan Hilir, Dumai, Kuantan Singingi, Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Bengkalis, Meranti, Pelalawan, Siak, serta Kota Pekanbaru, kata Warih, diprakirakan masih akan mengalami cuaca panas kering.
Kondisi demikian menurut dia sangat rentan terjadinya peristiwa kebakaran hutan atau lahan yang mengakibatkan munculkan kabut asap hingga menghambat jarak pandang penerbangan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak beberapa hari terakhir ini telah menyiagakan sembilan helikopter untuk operasi pemadaman titik kebakaran lahan dan hutan dengan bom air.
"Sembilan helikopter tersebut sebelumnya juga telah melakukan upaya patroli udara untuk memantau titik kebakaran lahan dan hutan di Riau. Ternyata muncul lagi dan memang seharusnya dilakukan 'water bombing'," kata Humas BNPB Agus Wibowo.
Agus mengatakan, sembilan helikopter tersebut tak sekaligus melakukan upaya pengeboman air, namun dilakukan secara bergantian.
"Kemungkinan polanya sama dengan upaya 'water bombing' sebelumnya. Empat helikopter yang akan melakukan pengeboman air, sementara tiga lagi patroli dan dua lagi 'standby'," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013