Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Kalbar kembali menguat di Periode II Juli 2021 di mana harga tertinggi untuk umur 10- 20 tahun yakni Rp2.291,19 per kilogram.
"Pada periode ke II Juli 2021, harga TBS kembali mengalami kenaikan rata-rata sebesar Rp310,16/kg (16,65%) dibandingkan dengan harga TBS periode I Juli 2021. Pada periode I harga hanya Rp1.963,92 per kilogram," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M Munsif di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa menguatnya harga TBS disebabkan antara lain oleh harga rata-rata CPO mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp1.687,32 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp8.847,63 per kilogram menjadi Rp10.534,94 per kilogram.
"Kemudian karnel juga mengalami kenaikan sebesar Rp73,98 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp5.83,92 per kilogram menjadi Rp5.907,89 per kilogram," jelas dia.
Sementara itu, terkait menguatnya harga sawit, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Cabang Kalbar, Purwati Munawir mengatakan pelaku usaha perkebunan dan petani swadaya tentu menyambut baik harga TBS sawit yang kembali naik.
"Harga naik tentu berdampak langsung bagi pelaku usaha dan petani itu sendiri serta bagi ekonomi daerah ini. Di tengah pandemi COVID-19, komoditas sawit masih tetap baik dan menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan," kata dia.
Ia menilai fluktuasi harga sepanjang semester 1 /2021 masih dinilai wajar hal ini terkait dengan besarnya permintaan pasar terutama di negara tujuan ekspor potensial yakni India dan Tiongkong.
"Fluktuasi harga biasanya dipengaruhi ketersediaan stock CPO di negara tujuan dan daya saing terhadap minyak nabati lainnya. Kami optimis harga CPO tahun ini stabil baik dan ini menjadi kekuatan ekonomi Kalbar karena sebagai penghasil sawit Indonesia," jelas dia.
Terkait produksi, menurutnya salah satu faktor yang mempengaruhi produksi sawit antara lain standar pemeliharaan tanaman, pengaruh iklim pada saat pembentukan buah dan faktor lingkungan lainnya seperti gangguan hama dan lainnya.
"Secara umum kinerja produksi sawit tahun ini jika dikaitkan dengan keadaan iklim tahun 2020 yang relative bersahabat terhadap proses pembentukan buah sawit, diharapkan dapat dicapai sesuai standar teknis antara 4 – 6 ton per hektare," harap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Pada periode ke II Juli 2021, harga TBS kembali mengalami kenaikan rata-rata sebesar Rp310,16/kg (16,65%) dibandingkan dengan harga TBS periode I Juli 2021. Pada periode I harga hanya Rp1.963,92 per kilogram," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M Munsif di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan bahwa menguatnya harga TBS disebabkan antara lain oleh harga rata-rata CPO mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp1.687,32 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp8.847,63 per kilogram menjadi Rp10.534,94 per kilogram.
"Kemudian karnel juga mengalami kenaikan sebesar Rp73,98 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp5.83,92 per kilogram menjadi Rp5.907,89 per kilogram," jelas dia.
Sementara itu, terkait menguatnya harga sawit, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Cabang Kalbar, Purwati Munawir mengatakan pelaku usaha perkebunan dan petani swadaya tentu menyambut baik harga TBS sawit yang kembali naik.
"Harga naik tentu berdampak langsung bagi pelaku usaha dan petani itu sendiri serta bagi ekonomi daerah ini. Di tengah pandemi COVID-19, komoditas sawit masih tetap baik dan menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan," kata dia.
Ia menilai fluktuasi harga sepanjang semester 1 /2021 masih dinilai wajar hal ini terkait dengan besarnya permintaan pasar terutama di negara tujuan ekspor potensial yakni India dan Tiongkong.
"Fluktuasi harga biasanya dipengaruhi ketersediaan stock CPO di negara tujuan dan daya saing terhadap minyak nabati lainnya. Kami optimis harga CPO tahun ini stabil baik dan ini menjadi kekuatan ekonomi Kalbar karena sebagai penghasil sawit Indonesia," jelas dia.
Terkait produksi, menurutnya salah satu faktor yang mempengaruhi produksi sawit antara lain standar pemeliharaan tanaman, pengaruh iklim pada saat pembentukan buah dan faktor lingkungan lainnya seperti gangguan hama dan lainnya.
"Secara umum kinerja produksi sawit tahun ini jika dikaitkan dengan keadaan iklim tahun 2020 yang relative bersahabat terhadap proses pembentukan buah sawit, diharapkan dapat dicapai sesuai standar teknis antara 4 – 6 ton per hektare," harap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021