Surabaya (Antara) - Tim mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Pangan (FTP) Universitas Katolik Widya Mandala (WM) Surabaya menemukan pisang mentah memiliki kandungan "pati tahan cerna" yang bermanfaat untuk diet, membantu penderita autis, dan mencegah jantung koroner.
"Caranya, pisang mentah harus diolah menjadi tepung pisang, maka tepung pisang akan memiliki kandungan 'pati tahan cerna' dan bersifat bebas gluten," kata anggota tim mahasiswa WM, William Kusnanto di kampus setempat, Minggu.
Didampingi dua rekannya, Christian Liguori dan Witny Widjaja, ia mengatakan kandungan "pati tahan cerna" itu baik dikonsumsi oleh mereka yang sedang melakukan diet atau penderita autisme yang harus mengonsumsi makanan bebas gluten.
"Pati tahan cerna adalah pati yang tidak tercerna oleh enzim tubuh dan kemudian tersimpan di usus besar. Pati tahan cerna ini baik bagi orang-orang yang sedang melakukan diet, baik demi kesehatan maupun penampilan," tuturnya.
Seperti halnya sayur dan buah-buahan yang menghasilkan serat, pati tahan cerna ini akan difermentasikan oleh bakteri di dalam usus besar dan menghasilkan senyawa asam propionat yang baik bagi tubuh dan berfungsi sebagai pencegah kanker.
"Cara kerjanya seperti obat penurun kolesterol, sehingga pisang mentah dalam bentuk tepung itu akan dapat mencegah terjadinya jantung koroner," papar Christian, menambahkan.
Sementara itu, Witny menambahkan karya ilmiah mereka memaparkan tentang bagaimana mencegah penyakit jantung koroner dengan mengonsumsi makanan yang mengandung pati tahan cerna.
"Fokus kami adalah pisang. Kami sengaja memilih pisang, karena pisang adalah produk pangan lokal yang bisa didapat dengan mudah dan tidak kenal musim, sehingga pisang menjadi alternatif dalam bidang pangan," ujarnya.
Apalagi, dari segi harga, pisang bisa dikatakan memiliki harga yang terjangkau bagi banyak kalangan. "Ini juga meningkatkan nilai tambah produk pangan Indonesia yang bisa diekspor. Umumnya, pisang dikenal hanya dalam bentuk selai pisang, keripik pisang, atau pisang goreng. Pisang memang produk asli Indonesia yang kaya manfaat," ucapnya.
Agar memiliki kandungan pati yang tinggi, pisang muda diolah terlebih dahulu menjadi tepung pisang. "Jika diolah menjadi tepung pisang, bisa diolah menjadi bahan dasar makanan, misalnya, 'cookies cake', pasta, atau mungkin mi," ujarnya tentang jenis makanan yang bisa dihasilkan dari tepung pisang.
Mahasiswa semester 7 yang sedang menyusun skripsi itu menganggap bahwa pisang adalah komoditas hortikultura yang memiliki diversifikasi pangan yang cukup tinggi di Indonesia dan mengandung bioaktif, karena selain mengandung pati tahan cerna ternyata pisang juga mengandung antioksidan.
"Badan Pusat Statistik juga menyatakan pisang menjadi bahan pangan komoditas ekspor yang menyumbang sekitar 30 persen dari total ekspor buah di Indonesia," katanya.
Terobosan ketiga mahasiswa WM itu membuat mereka menjadi juara 1 dalam "11th National Student Paper Competition" yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor pada 28 September 2013. Mereka mengambil topik "Breakthrough in Food Technology: Banana Against Coronary Heart Disease".
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Caranya, pisang mentah harus diolah menjadi tepung pisang, maka tepung pisang akan memiliki kandungan 'pati tahan cerna' dan bersifat bebas gluten," kata anggota tim mahasiswa WM, William Kusnanto di kampus setempat, Minggu.
Didampingi dua rekannya, Christian Liguori dan Witny Widjaja, ia mengatakan kandungan "pati tahan cerna" itu baik dikonsumsi oleh mereka yang sedang melakukan diet atau penderita autisme yang harus mengonsumsi makanan bebas gluten.
"Pati tahan cerna adalah pati yang tidak tercerna oleh enzim tubuh dan kemudian tersimpan di usus besar. Pati tahan cerna ini baik bagi orang-orang yang sedang melakukan diet, baik demi kesehatan maupun penampilan," tuturnya.
Seperti halnya sayur dan buah-buahan yang menghasilkan serat, pati tahan cerna ini akan difermentasikan oleh bakteri di dalam usus besar dan menghasilkan senyawa asam propionat yang baik bagi tubuh dan berfungsi sebagai pencegah kanker.
"Cara kerjanya seperti obat penurun kolesterol, sehingga pisang mentah dalam bentuk tepung itu akan dapat mencegah terjadinya jantung koroner," papar Christian, menambahkan.
Sementara itu, Witny menambahkan karya ilmiah mereka memaparkan tentang bagaimana mencegah penyakit jantung koroner dengan mengonsumsi makanan yang mengandung pati tahan cerna.
"Fokus kami adalah pisang. Kami sengaja memilih pisang, karena pisang adalah produk pangan lokal yang bisa didapat dengan mudah dan tidak kenal musim, sehingga pisang menjadi alternatif dalam bidang pangan," ujarnya.
Apalagi, dari segi harga, pisang bisa dikatakan memiliki harga yang terjangkau bagi banyak kalangan. "Ini juga meningkatkan nilai tambah produk pangan Indonesia yang bisa diekspor. Umumnya, pisang dikenal hanya dalam bentuk selai pisang, keripik pisang, atau pisang goreng. Pisang memang produk asli Indonesia yang kaya manfaat," ucapnya.
Agar memiliki kandungan pati yang tinggi, pisang muda diolah terlebih dahulu menjadi tepung pisang. "Jika diolah menjadi tepung pisang, bisa diolah menjadi bahan dasar makanan, misalnya, 'cookies cake', pasta, atau mungkin mi," ujarnya tentang jenis makanan yang bisa dihasilkan dari tepung pisang.
Mahasiswa semester 7 yang sedang menyusun skripsi itu menganggap bahwa pisang adalah komoditas hortikultura yang memiliki diversifikasi pangan yang cukup tinggi di Indonesia dan mengandung bioaktif, karena selain mengandung pati tahan cerna ternyata pisang juga mengandung antioksidan.
"Badan Pusat Statistik juga menyatakan pisang menjadi bahan pangan komoditas ekspor yang menyumbang sekitar 30 persen dari total ekspor buah di Indonesia," katanya.
Terobosan ketiga mahasiswa WM itu membuat mereka menjadi juara 1 dalam "11th National Student Paper Competition" yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor pada 28 September 2013. Mereka mengambil topik "Breakthrough in Food Technology: Banana Against Coronary Heart Disease".
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013