Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mendorong petani kebun kelapa sawit di daerah ini membentuk kelompok tani sebagai persyaratan untuk mendapatkan pupuk subsidi.
 
"Petani bentuk kelompok tani terlebih dahulu, setelah itu menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) untuk mendapatkan pupuk subsidi," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, dalam keterangannya di Mukomuko, Minggu.

Ia mengatakan hal itu menanggapi keluhan masyarakat petani kebun kelapa sawit terkait mahalnya harga pupuk nonsubsidi di kios pupuk yang tersebar di daerah ini.

Ia mengatakan, harga pupuk baik subsidi maupun nonsubsidi sejak beberapa bulan ini naik tetapi harga pupuk subsidi lebih murah dibandingkan harga pupuk nonsubsidi.
 
"Harga pupuk subsidi masih di bawah harga pupuk nonsubsidi, dan ada kuota pupuk subsidi untuk tanaman kelapa sawit," ujarnya.
 
Terkait dengan kenaikan harga pupuk baik subsidi maupun nonsubsidi, ia berharap kepada pemerintah pusat agar kenaikan harga pupuk tersebut tidak memberatkan petani.
 
Petani kebun kelapa sawit di Kecamatan Air Manjuto Rohin mengeluhkan mahalnya harga jual pupuk nonsubsidi, hampir mencapai 100 persen.

Ia mengatakan, mungkin baru sekarang ini harga pupuk nonsubsidi di daerah ini naik sebesar secara signifikan, yakni sebesar Rp200 ribu per sak isi 50 kilogram
 
Selanjutnya, ia berharap, harga pupuk non subsidi yang dijual oleh pedagang di daerah ini bisa kembali stabil seperti sebelumnya.
 
"Kami berharap agar pemerintah bisa turun tangan mengawasi harga pupuk yang semakin hari terus naik," ujarnya.
 
Ia mengatakan, harga pupuk non subsidi jenis pupuk KCL Mahkota sebesar Rp480 ribu/sak, naik dibandingkan sebelumnya sebesar Rp280 ribu/sak.
 
Kemudian harga pupuk jenis TSP sebesar Rp500 ribu/sak, naik dibandingkan sebelumnya sebesar Rp290 ribu/sak, begitu juga dengan pupuk jenis lain mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.
 
Ia menyatakan, meskipun harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di daerah ini mengalami kenaikan, namun biaya operasional untuk membeli pupuk mengalami peningkatan.
 
"Harga sawit ditingkat petani sudah Rp2.100 per kg tetapi dengan naiknya harga sawit harga pupuk juga naik signifikan," ujarnya.
 
 
 
 
 
 
 
 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021