Lebih 1.000 orang mahasiswa dari berbagai kampus di Provinsi Bengkulu yang bergabung dalam Aliansi Juang Tani Bengkulu mengadakan unjuk rasa memperingati Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September di depan kantor Gubernur Bengkulu dengan membawa sembilan tuntutan.
Koordinator aksi I sekaligus Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Bengkulu Tere Ade Rempas mengatakan aksi tersebut juga menagih janji politik gubernur dan wakil gubernur Bengkulu dalam sektor pertanian saat masih menjadi cagub-cawagub.
Sembilan tuntutan aliansi yaitu pertama, mendesak pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memberikan pembaruan sistem pemberian modal usaha bagi petani, kedua memberikan jaminan ketersediaan pupuk subsidi dam mendistribusikan secara merata dan tepat sasaran, ketiga, mendesak pemerintah Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan dan menjaga stabilitas harga produk pertanian.
Keempat, mendesak pemerintah Provinsi Bengkulu mengoptimalkan gudang penyimpanan hasil produk tani, kelima mendesak pemerintah menyelesaikan konflik agraria serta menjamin terwujudnya reforma agraria di Bengkulu, keenam merealisasikan penyaluran alsintan bagi petani, ketujuh memperbaiki irigasi pertanian.
Kedelapan, mendesak pemerintah daerah memberdayakan penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu dan kesembilan, menyediakan program kebutuhan pangan.
Asisten I Pemrov Bengkulu Supran menyebutkan bahwa akan berkomitmen dan menyelesaikan sembilan tuntutan tersebut.
"Atas tuntutan tersebut kami berkomitmen untuk melaksanakan apa yang disampaikan dan telah kami tandatangani bersama," ujarnya.
Namun, karena gubernur Bengkulu tidak berada ditempat sehingga aliansi juang tani Bengkulu memberikan kartu merah terhadap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Pemberian kartu merah tersebut dilatarbelakangi karena rasa kekecewaan mahasiswa dan para petani yang ada di Provinsi Bengkulu.
"Kami kecewa terhadap gubernur Bengkulu yang tidak hadir, sebab yang membuat janji politik dalam sektor pertanian adalah Rohidin Mersyah dan wakilnya," terangnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Koordinator aksi I sekaligus Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Bengkulu Tere Ade Rempas mengatakan aksi tersebut juga menagih janji politik gubernur dan wakil gubernur Bengkulu dalam sektor pertanian saat masih menjadi cagub-cawagub.
Sembilan tuntutan aliansi yaitu pertama, mendesak pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memberikan pembaruan sistem pemberian modal usaha bagi petani, kedua memberikan jaminan ketersediaan pupuk subsidi dam mendistribusikan secara merata dan tepat sasaran, ketiga, mendesak pemerintah Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan dan menjaga stabilitas harga produk pertanian.
Keempat, mendesak pemerintah Provinsi Bengkulu mengoptimalkan gudang penyimpanan hasil produk tani, kelima mendesak pemerintah menyelesaikan konflik agraria serta menjamin terwujudnya reforma agraria di Bengkulu, keenam merealisasikan penyaluran alsintan bagi petani, ketujuh memperbaiki irigasi pertanian.
Kedelapan, mendesak pemerintah daerah memberdayakan penyuluh pertanian di Provinsi Bengkulu dan kesembilan, menyediakan program kebutuhan pangan.
Asisten I Pemrov Bengkulu Supran menyebutkan bahwa akan berkomitmen dan menyelesaikan sembilan tuntutan tersebut.
"Atas tuntutan tersebut kami berkomitmen untuk melaksanakan apa yang disampaikan dan telah kami tandatangani bersama," ujarnya.
Namun, karena gubernur Bengkulu tidak berada ditempat sehingga aliansi juang tani Bengkulu memberikan kartu merah terhadap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Pemberian kartu merah tersebut dilatarbelakangi karena rasa kekecewaan mahasiswa dan para petani yang ada di Provinsi Bengkulu.
"Kami kecewa terhadap gubernur Bengkulu yang tidak hadir, sebab yang membuat janji politik dalam sektor pertanian adalah Rohidin Mersyah dan wakilnya," terangnya.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021