Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mahesa Paranadipa berharap tidak terjadi gelombang ketiga kasus konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia.
"Meskipun kita sudah melewati gelombang ke-2 dan ada prediksi gelombang ke-3 dan seterusnya, tentu kita berharap tidak akan terjadi hal tersebut," kata Mahesa dalam Serial Webinar Tim Mitigasi PB IDI bertajuk "Akselerasi Program Vaksinasi untuk Indonesia Sehat, Indonesia Tangguh" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, pengalaman para tenaga kesehatan menangani pasien COVID-19 selama puncak gelombang kedua pada Juni hingga Juli 2021 telah memberikan pelajaran yang berharga.
"Periode Juni-Juli yang lalu merupakan periode traumatis yang mungkin kita semua alami ya, khususnya kita-kita yang berkecimpung di pelayanan. Bagaimana kita menghadapi situasi gelombang yang luar biasa, pasien-pasien bergelimpangan, tenaga kesehatan berguguran dan ini kita tidak ingin terulang kembali," katanya.
Pihaknya mengapresiasi diberikannya vaksin ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan. Namun Mahesa lebih mendorong pemerataan vaksinasi COVID-19 di masyarakat sehingga cepat terbentuk kekebalan kelompok.
"Program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah terkait dengan vaksinasi ini terus kita dukung. Khusus untuk tenaga kesehatan walaupun sudah ada vaksinasi booster, namun yang kita dorong adalah cakupan vaksinasi untuk seluruh masyarakat," katanya.
Mahesa berharap dengan semakin banyaknya warga yang sudah divaksin akan menurunkan jumlah kasus baru.
"Dengan cakupan vaksinasi yang cukup luas, imunitas komunal terbentuk, herd immunity terbentuk, kita berharap kasus-kasus baru tidak ada lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Meskipun kita sudah melewati gelombang ke-2 dan ada prediksi gelombang ke-3 dan seterusnya, tentu kita berharap tidak akan terjadi hal tersebut," kata Mahesa dalam Serial Webinar Tim Mitigasi PB IDI bertajuk "Akselerasi Program Vaksinasi untuk Indonesia Sehat, Indonesia Tangguh" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, pengalaman para tenaga kesehatan menangani pasien COVID-19 selama puncak gelombang kedua pada Juni hingga Juli 2021 telah memberikan pelajaran yang berharga.
"Periode Juni-Juli yang lalu merupakan periode traumatis yang mungkin kita semua alami ya, khususnya kita-kita yang berkecimpung di pelayanan. Bagaimana kita menghadapi situasi gelombang yang luar biasa, pasien-pasien bergelimpangan, tenaga kesehatan berguguran dan ini kita tidak ingin terulang kembali," katanya.
Pihaknya mengapresiasi diberikannya vaksin ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan. Namun Mahesa lebih mendorong pemerataan vaksinasi COVID-19 di masyarakat sehingga cepat terbentuk kekebalan kelompok.
"Program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah terkait dengan vaksinasi ini terus kita dukung. Khusus untuk tenaga kesehatan walaupun sudah ada vaksinasi booster, namun yang kita dorong adalah cakupan vaksinasi untuk seluruh masyarakat," katanya.
Mahesa berharap dengan semakin banyaknya warga yang sudah divaksin akan menurunkan jumlah kasus baru.
"Dengan cakupan vaksinasi yang cukup luas, imunitas komunal terbentuk, herd immunity terbentuk, kita berharap kasus-kasus baru tidak ada lagi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021