Bengkulu (Antara) - Seluas 3.800 hektare areal persawahan di Kabupaten Seluma, Bengkulu, telah beralih fungsi menjadi kebun sawit akibat saluran irigasi yang tidak memadai di daerah itu.

"Alih fungsi areal persawahan menjadi kebun sawit ini masih berpotensi terjadi jika saluran irigasi tidak segera diperbaiki," kata Wakil Bupati Kabupaten Seluma Mufran Imron di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan jaringan irigasi rusak, sebagian merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi dan sebagian lainnya pemerintah kabupaten.

Untuk itu, ia mendesak Pemprov Bengkulu segera memprioritaskan perbaikan saluran irigasi sehingga program ketahanan pangan di wilayah itu bisa terealisasi.

Ia mencontohkan salah satu areal irigasi yang rusak yakni irigasi di Desa Fajarbulan. Kerusakan bendungan induk akibat longsor membuat ribuan hektare areal sawah petani di wilayah itu tidak dapat diairi.

"Akibatnya sebagian lahan sudah mulai ditanami sawit dan petani tidak bisa disalahkan sepenuhnya," katanya.

Luas areal persawahan di Desa Fajarbulan yang tidak dapat diairi akibat longsor yang terjadi di bendungan irigasi itu mencapai 2.400 hektare.

Jika kerusakan infrastruktur irigasi tersebut tidak segera diatasi, maka ribuan hektare persawahanan itu terancam ditanami sawit.

"Kami sudah memetakan daerah persawahan yang perlu dipertahankan untuk dibuatkan aturan perlindungannya berupa peraturan daerah," tambahnya.

Namun, sebelum menerapkan aturan tersebut, pemerintah daerah akan memastikan jaringan irigasi yang ada berfungsi dengan baik, katanya.

Selain di Kabupaten Seluma, beberapa kabupaten lainnya di Bengkulu juga rawan alih fungsi area sawah menjadi kebun sawit.

"Kami juga akan merancang aturan larangan perluasan penanaman sawit, terutama di area tanaman pangan, tidak hanya padi tapi juga jagung dan komoditas pangan lainnya," katanya.

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013