Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi merilis novel pertama dari seri "Surat Kematian" karya Zhou Haohui, pada Rabu (17/11) yang diterjemahkan langsung dari versi Mandarin.
Seri "Surat Kematian" dikatakan termasuk karya fiksi suspens terlaris dan paling populer di China. Web drama yang diadaptasi dari novel-novel ini sudah ditonton lebih dari 2,4 miliar kali dan berhasil mendapat status legendaris di antara web drama China.
Karya ini mengisahkan perang melawan sistem hukum yang korup terjadi di salah satu kota metropolis di China. Ratusan nama sasaran pembunuhan telah dikumpulkan untuk dieksekusi sebagai bayaran atas kejahatan hukum yang telah mereka lakukan.
Berlatar police procedural, novel ini menjadikan Zhou Haohui sebagai salah satu penulis suspens terbaik di Tiongkok saat ini.
“Cerita misteri pembunuhan berlatar belakang negara Asia dengan ditambah plot twist yang mengejutkan menjadi alasan kuat kami untuk dapat menerbitkan novel ini,” tutur Editor Bidang Fiksi Asia (AsianLit) Gramedia Pustaka Utama, Juliana Tan dalam siaran persnya, dikutip Kamis.
Tokoh sentral dalam "Surat Kematian" yakni Eumenides, sosok rekaan di internet yang bertindak sebagai hakim sekaligus algojo bagi para penjahat hukum.
Setelah eksekusi pertamanya yang gagal dihentikan, tim kepolisian kemudian membentuk Satuan Tugas 418. Kelompok elite yang terdiri atas detektif dan pakar ini diberi tugas khusus untuk membekuk dan menghentikan aksi gila Eumenides.
Tidak diduga, Satuan Tugas 418 justru menemukan hubungan antara Eumenides dengan kasus besar yang terjadi delapan belas tahun lalu. Fakta mengejutkan ini semakin meruncing ketika beberapa anggota tim disinyalir memiliki hubungan ke rahasia tersebut.
“Seiring bertumbuhnya jumlah pembaca AsianLit, novel ini kami proyeksikan dapat membuka jalan bagi karya-karya fiksi popular Tiongkok lainnya di Indonesia. Tiga buku lanjutan dari tetralogi Surat Kematian telah kami siapkan masuk daftar tunggu terbit,” ujar Juliana.
Alih wahana dalam bentuk film layar lebar kisah ini telah diproduksi di Hong Kong. Herman Yau dipercaya sebagai sutradara, dengan dukungan para pemeran aktor aktris kawakan Hong Kong seperti Louis Koo, Julian Cheung, Francis Ng, dan Myolie Wu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Seri "Surat Kematian" dikatakan termasuk karya fiksi suspens terlaris dan paling populer di China. Web drama yang diadaptasi dari novel-novel ini sudah ditonton lebih dari 2,4 miliar kali dan berhasil mendapat status legendaris di antara web drama China.
Karya ini mengisahkan perang melawan sistem hukum yang korup terjadi di salah satu kota metropolis di China. Ratusan nama sasaran pembunuhan telah dikumpulkan untuk dieksekusi sebagai bayaran atas kejahatan hukum yang telah mereka lakukan.
Berlatar police procedural, novel ini menjadikan Zhou Haohui sebagai salah satu penulis suspens terbaik di Tiongkok saat ini.
“Cerita misteri pembunuhan berlatar belakang negara Asia dengan ditambah plot twist yang mengejutkan menjadi alasan kuat kami untuk dapat menerbitkan novel ini,” tutur Editor Bidang Fiksi Asia (AsianLit) Gramedia Pustaka Utama, Juliana Tan dalam siaran persnya, dikutip Kamis.
Tokoh sentral dalam "Surat Kematian" yakni Eumenides, sosok rekaan di internet yang bertindak sebagai hakim sekaligus algojo bagi para penjahat hukum.
Setelah eksekusi pertamanya yang gagal dihentikan, tim kepolisian kemudian membentuk Satuan Tugas 418. Kelompok elite yang terdiri atas detektif dan pakar ini diberi tugas khusus untuk membekuk dan menghentikan aksi gila Eumenides.
Tidak diduga, Satuan Tugas 418 justru menemukan hubungan antara Eumenides dengan kasus besar yang terjadi delapan belas tahun lalu. Fakta mengejutkan ini semakin meruncing ketika beberapa anggota tim disinyalir memiliki hubungan ke rahasia tersebut.
“Seiring bertumbuhnya jumlah pembaca AsianLit, novel ini kami proyeksikan dapat membuka jalan bagi karya-karya fiksi popular Tiongkok lainnya di Indonesia. Tiga buku lanjutan dari tetralogi Surat Kematian telah kami siapkan masuk daftar tunggu terbit,” ujar Juliana.
Alih wahana dalam bentuk film layar lebar kisah ini telah diproduksi di Hong Kong. Herman Yau dipercaya sebagai sutradara, dengan dukungan para pemeran aktor aktris kawakan Hong Kong seperti Louis Koo, Julian Cheung, Francis Ng, dan Myolie Wu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021