Pemerintah Provinsi Bengkulu segera mempersiapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus untuk menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien gagal ginjal progresif atipikal (acute kidney injury) pada balita.

"Persiapan tersebut dilakukan setelah ditemukannya kasus pertama meninggal di Kabupaten Lebong beberapa waktu lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni di Kota Bengkulu, Sabtu.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah memerintahkan agar RSUD M Yunus harus dipersiapkan menangani penyakit gagal ginjal pada balita.

Sebab, jika nantinya ditemukan kasus serupa terjadi di Bengkulu maka pasien tersebut harus dirujuk ke rumah sakit yang telah ditetapkan Kemenkes.

Hingga saat ini terdapat 14 rumah sakit rujukan dan rumah sakit rujukan terdekat dari Bengkulu berada di Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

"Kita harus segera mempersiapkan M.Yunus sebagai rumah sakit rujukan," ujarnya.

Lanjut Herwan, seluruh biaya pelayanan bagi pasien penyakit gagal ginjal akut pada anak akan ditanggung Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sesuai arahan Kemenkes.

Beberapa waktu lalu, ditemukan kasus pasien gagal ginjal akut di Kabupaten Lebong berusia empat tahun yang meninggal dunia.

Pasien tersebut mengeluhkan badan lemas, demam, diare, sulit buang air kecil, mudah kelelahan, mual dan mengalami sesak nafas.

Oleh karena itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah meminta kepada seluruh distributor obat untuk segera menarik produk obat sirop dan untuk apotek agar tidak menjual obat jenis sirop untuk sementara waktu.

Hal tersebut dilakukan sesuai dengan himbauan dari Kementerian Kesehatan terkait dengan kehati hatian masyarakat dalam menggunakan produk sirup yang dicurigai mengandung berbahaya Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tidak memberikan anaknya obat sirop jika mengalami sakit flu dan batuk.
 

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022