Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifai Tajudin mengatakan pemerintah daerah tengah berupaya mengubah pola pikir masyarakat terkait pemenuhan gizi anak baru lahir guna menekan angka stunting dengan terus melakukan sosialisasi dan pendampingan.

"Kasus stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan terjadi karena satu pola asuh yang selama ini menganggap apabila bayi sudah dikasih makan dengan makanan seadanya dan diam maka dianggap sudah kenyang padahal hal tersebut tidak benar," kata Wakil Bupati Bengkulu Selatan Rifa'i Tajuddin di Kota Bengkulu, Selasa.

Oleh karena itu, pihaknya tengah memperhatikan gizi ibu hamil dan ibu menyusui lebih dari tiga bulan sesuai dengan standar yang Kementerian Kesehatan tentukan.

Saat ini, kata dia, pihaknya sedang fokus mengubah pola pikir masyarakat di Kecamatan Seginim, sebab di wilayah tersebut masih banyak ditemukan kasus gizi buruk dan gagal tumbuh.

"Di wilayah tersebut terjadinya kasus stunting karena jarak kehamilan juga tidak diatur," ujarnya.

Lanjut Rifa'i, pihaknya sedang melakukan pendataan dan menindaklanjuti kasus stunting yang dimulai dari persiapan ibu yang akan menikah, ibu hamil dan bayi akan dilakukan pengukuran.

Selain itu, Pemkab Bengkulu Selatan juga melakukan pendampingan nutrisi terhadap ibu hamil dan guna mencegah stunting yang diberikan secara gratis.

Serta melakukan sosialisasi secara masif guna menuntaskan permasalahan stunting di Kabupaten Bengkulu Selatan, agar nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan.

"Kami berharap pada 2024 Kabupaten Bengkulu Selatan terlepas dari kasus stunting," katanya.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022