Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, melalui Dinas Kesehatan setempat  segera membentuk kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di sekolah untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

"Tahun ini pembentukan kader Jumantik dan sasaran pembentukannya di sekolah dasar di daerah ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo di Mukomuko, Selasa.

Ia mengatakan, pembentukan kader Jumantik di sekolah dasar di daerah tahun 2023 menggunakan surat keputusan (SK) pemerintah daerah setempat.

Ia mengatakan, pemerintah setempat membentuk kader Jumantik di sekolah selain untuk mengatasi jentik nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD di sekolah sekaligus mengajarkan siswa untuk mengatasi jentik nyamuk di rumahnya.

Pemerintah daerah membentuk kader Jumantik ke sekolah guna memberikan pengetahuan kepada siswa sekolah di daerah ini mulai sejak dini tentang cara mengatasi jentik nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD.

Ia mengatakan, pemerintah setempat selain membentuk kader Jumantik serta melakukan berbagai upaya seperti pengasapan di lokasi yang ditemukan kasus, termasuk melakukan penyelidikan epidemologi (PE).

Kendati demikian, katanya, upaya mencegah penyebaran penyakit DBD dengan cara pengasapan di lokasi yang ditemukan kasus DBD tidak efektif apabila dilakukan terus-menerus karena dapat menyebabkan nyamuk menjadi kebal.

Selain itu, katanya, instansinya melalui puskesmas rutin mengajak warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah DBD di lingkungan masing-masing.

Sementara itu, ia menyebutkan, sebanyak 35 orang warga setempat yang positif menderita penyakit DBD, atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 28 orang.

Namun dari sebanyak 35 orang warga yang positif menderita penyakit DBD di daerah ini sejak dua tahun berturut-turut, tidak ada warga yang meninggal dunia akibat penyakit ini.

 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023