Kepolisian Resort Kota (Polresta Bengkulu) menyebutkan bahwa hingga saat ini pihaknya telah melakukan proses penyelidikan dengan pengumpulan data dan bukti-bukti terhadap dampak dan akibat robohnya infrastruktur bangunan 'Kota Tuo'.
Kabag Ops Polresta Bengkulu, Kompol Jufri mengatakan bahwa proses penyelidikan robohnya bangunan tersebut terus berjalan.
"Saat ini penyebab robohnya infrastruktur bangunan Kota Tuo tersebut masih dalam tahap penyelidikan," ujar dia di Kota Bengkulu, Ahad.
Sementara itu, terkait dengan dugaan adanya kerugian keuangan negara, kepolisiaj masih mendalami kasus tersebut apakah ada faktor kelalaian dalam pembangunan atau yang lainnya.
Sebelumnya akademisi Universitas Bengkulu (Unib) Lindung Zalbuin Mase mengatakan bahwa robohnya konstruksi bangunan 'Kota Tuo' disebabkan karena perencanaan pembangunan kawasan wisata tersebut kurang matang.
Selain itu, fungsi sebenarnya sheet pile untuk menutupi lapisan tanah yang berada di tepi sungai, namun pada pembangunan Kota Tuo digunakan sebagai penopang bangunan.
Rusaknya konstruksi bangunan Kota Tuo tersebut karena adanya peningkatan tekanan secara natural dari dalam tanah dan adanya penggunaan tanah timbunan disekitar lokasi.
"Ada beberapa hal yang menyebabkan konstruksi tersebut roboh yaitu sheet pile tidak tertanam hingga ke tanah yang keras dan sheet pile yang berfungsi sebagai menutup tanah dan malah dijadikan pondasi untuk bangunan," katanya.
Diketahui Pemerintah Kota Bengkulu menganggarkan dana sebesar Rp35 miliae untuk melanjutkan pembangunan wisata Kota Tuo tahap kedua.
Anggaran Rp35 miliar tersebut digunakan untuk membangun sekitar aliran sungai, melakukan merevitalisasi Masjid Tua Pasar Bengkulu dan merevitalisasi rumah-rumah panggung Bengkulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kabag Ops Polresta Bengkulu, Kompol Jufri mengatakan bahwa proses penyelidikan robohnya bangunan tersebut terus berjalan.
"Saat ini penyebab robohnya infrastruktur bangunan Kota Tuo tersebut masih dalam tahap penyelidikan," ujar dia di Kota Bengkulu, Ahad.
Sementara itu, terkait dengan dugaan adanya kerugian keuangan negara, kepolisiaj masih mendalami kasus tersebut apakah ada faktor kelalaian dalam pembangunan atau yang lainnya.
Sebelumnya akademisi Universitas Bengkulu (Unib) Lindung Zalbuin Mase mengatakan bahwa robohnya konstruksi bangunan 'Kota Tuo' disebabkan karena perencanaan pembangunan kawasan wisata tersebut kurang matang.
Selain itu, fungsi sebenarnya sheet pile untuk menutupi lapisan tanah yang berada di tepi sungai, namun pada pembangunan Kota Tuo digunakan sebagai penopang bangunan.
Rusaknya konstruksi bangunan Kota Tuo tersebut karena adanya peningkatan tekanan secara natural dari dalam tanah dan adanya penggunaan tanah timbunan disekitar lokasi.
"Ada beberapa hal yang menyebabkan konstruksi tersebut roboh yaitu sheet pile tidak tertanam hingga ke tanah yang keras dan sheet pile yang berfungsi sebagai menutup tanah dan malah dijadikan pondasi untuk bangunan," katanya.
Diketahui Pemerintah Kota Bengkulu menganggarkan dana sebesar Rp35 miliae untuk melanjutkan pembangunan wisata Kota Tuo tahap kedua.
Anggaran Rp35 miliar tersebut digunakan untuk membangun sekitar aliran sungai, melakukan merevitalisasi Masjid Tua Pasar Bengkulu dan merevitalisasi rumah-rumah panggung Bengkulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023