"Kami melakukan penyelidikan untuk memastikan terjadinya hal tersebut, sebab saat ini masih dalam proses pendalaman dan dalam waktu dekat akan ada sejumlah orang yang akan diperiksa," kata dia.
Ketua Komisi II DPRD Kota Bengkulu Nuzuludin mengatakan bahwa rusaknya konstruksi bangunan tersebut diduga disebabkan adanya kesalahan dalam pembangunan dan tidak disebabkan karena alam.
Dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya akan memanggil organisasi perangkat daerah (OPD) terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu untuk mengetahui secara teknis penyebab rusaknya bangunan tersebut.
Selain itu, pemanggilan tersebut juga untuk mengetahui berapa total dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan APBN untuk melakukan pembangunan di kawasan wisata 'Kota Tuo' tersebut.
Diketahui Pemerintah Kota Bengkulu menganggarkan dana sebesar Rp35 miliar untuk melanjutkan pembangunan wisata Kota Tuo tahap kedua.
Wakil Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi di Bengkulu mengatakan bahwa pembangunan wisata Kota Tuo tahap kedua dilakukan pada 2022.
"Kita kembali melanjutkan pembangunan Kota Tuo tahap dua dengan anggaran yang digunakan sekitar Rp35 miliar," ujarnya.
Anggaran Rp35 miliar tersebut untuk membangun sekitar aliran sungai, merevitalisasi Masjid Tua Pasar Bengkulu dan rumah-rumah panggung Bengkulu.