Bengkulu,  (Antara) - Bank Bengkulu, Provinsi Bengkulu, memperkuat jaringan daerah jangkauan sebagai persiapan menjelang memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.

"Kami membangun kantor cabang pembantu di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, sehingga aksesibilitas masyarakat menjangkau Bank Bengkulu lebih mudah, ini bentuk penguatan perbankan menjelang MEA," kata Direktur Utama Bank Bengkulu Wimran Ismaun di Bengkulu, Rabu.

Dia mengungkapkan, setelah beroperasinya kantor cabang pembantu di pulau terluar Bengkulu, yakni Pulau Enggano, sekarang, bank tersebut juga membangun cabang pembantu di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara.

"Pokoknya kita perbanyak jaringan, untuk tahun ini kita bangun dua lagi yakni di Padang Jaya, Bengkulu Utara, dan di Rawa Makmur, Kota Bengkulu, menyusul beberapa lagi tahun depan," kata dia.

Dengan berbagai penguatan diharapkan Bank Bengkulu dapat bersaing dengan perbankan lainnya dalam pasar bebas ASEAN, sehingga bank tersebut mampu menjadi "tuan rumah" di daerah sendiri.

"Kita juga memperkuat modal inti bank, dan ini wajib sesuai regulasi serta perundang-undangan, yakni modal minimum sebesar Rp1 triliun," katanya.

Sementara itu, menurut dia, saat ini, modal yang dimiliki bank itu hingga akhir tahun 2014 tercatat sebesar Rp321 miliar, atau masih kurang sebesar Rp679 miliar dari modal minimum sesuai BRC.

"Modal minimum harus sesuai dengan regulasi BPD Regional Champion (BRC) jilid II, kami sudah mengundang pemegang saham beserta mitra untuk mengupayakan modal minimum tersebut," ucapnya.

Di lain pihak, Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bengkulu mengungkapkan provinsi itu harus mempertahankan Bank Bengkulu sebagai bank milik daerah tersebut.

"Modal Rp1 triliun itu wajib dipenuhi sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, jangan sampai Bank Bengkulu dimerger sebab kurangnya sektor penguatan modal. Jika tidak melakukan penguatan modal, merger atau akuisisi kemungkinan akan terjadi, karena pada 2015 kita akan masuk masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)," kata Kepala OJK Bengkulu, Fauzi Nugroho.

Menurut Fauzi, sangat disayangkan sekali, jika Bank Bengkulu dimiliki pihak luar atau pemegang saham terbesar akhirnya bukan dimiliki daerah tersebut.

"Bank Bengkulu sangat menarik minat investor, jika dilihat dari sudut pandang prospek dan keuntungan, ini bank yang indah, sangat sayang keuntungan itu tidak dinikmati Bengkulu sendiri, kalau terjadi merger atau akuisisi," ujarnya.

***2***

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014