Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan di daerah itu saat ini sudah terbentuk 12 desa tangguh bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong, Shalahudin di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan desa tangguh bencana tersebut dibentuk secara bertahap sejak beberapa tahun belakangan tersebar dalam beberapa lokasi yang masuk dalam zona rawan bencana alam seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan gunung meletus.
"Di Kabupaten Rejang Lebong saat ini sudah terbentuk 12 Desa Tangguh Bencana, di mana posisinya berada di titik-titik rawan bencana alam," kata dia.
Dia menjelaskan pembentukan desa tangguh bencana (Destana) tersebut yang sudah direncanakan sebanyak 43 desa dan kelurahan, namun karena keterbatasan anggaran yang dimiliki daerah itu sehingga yang sudah terbentuk baru 12 desa.
Pembentukan desa tangguh bencana itu sendiri bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa/kelurahan tindakan-tindakan apa saja yang bisa dilakukan jika sewaktu-waktu di tempat mereka terjadi bencana alam.
"Masyarakat yang tinggal di desa tangguh bencana ini bisa mandiri dalam menghadapi bencana alam seperti dengan menyiapkan langkah-langkah penanganan. Masyarakat yang ada di desa tangguh bencana ini sudah siap jika sewaktu-waktu di tempatnya terjadi bencana," terang dia.
Desa tangguh bencana yang sudah terbentuk di Kabupaten Rejang Lebong ini menurut dia, kebanyakan di wilayah Kecamatan Selupu Rejang dan Sindang Kelingi yang merupakan zona rawan bencana alam gunung meletus dan tanah longsor.
Desa tangguh bencana yang sudah terbentuk di Kabupaten Rejang Lebong ini diantaranya Desa Sumber Urip dan Desa Kali Padang di Kecamatan Selupu Rejang, kemudian Desa Talang Lahat, Desa Air Dingin dan Desa Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Kelingi.
Selanjutnya Desa IV Suku Menanti dan Desa Talang Belitar, Kecamatan Sindang Dataran. Desa Kesambe Lama, Kecamatan Curup Timur. Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah. Desa Suban Ayam, Kecamatan Selupu Rejang, Desa Lubuk Kembang, Kecamatan Curup Utara dan Desa Air Lanang, Kecamatan Curup Selatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong, Shalahudin di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan desa tangguh bencana tersebut dibentuk secara bertahap sejak beberapa tahun belakangan tersebar dalam beberapa lokasi yang masuk dalam zona rawan bencana alam seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan gunung meletus.
"Di Kabupaten Rejang Lebong saat ini sudah terbentuk 12 Desa Tangguh Bencana, di mana posisinya berada di titik-titik rawan bencana alam," kata dia.
Dia menjelaskan pembentukan desa tangguh bencana (Destana) tersebut yang sudah direncanakan sebanyak 43 desa dan kelurahan, namun karena keterbatasan anggaran yang dimiliki daerah itu sehingga yang sudah terbentuk baru 12 desa.
Pembentukan desa tangguh bencana itu sendiri bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa/kelurahan tindakan-tindakan apa saja yang bisa dilakukan jika sewaktu-waktu di tempat mereka terjadi bencana alam.
"Masyarakat yang tinggal di desa tangguh bencana ini bisa mandiri dalam menghadapi bencana alam seperti dengan menyiapkan langkah-langkah penanganan. Masyarakat yang ada di desa tangguh bencana ini sudah siap jika sewaktu-waktu di tempatnya terjadi bencana," terang dia.
Desa tangguh bencana yang sudah terbentuk di Kabupaten Rejang Lebong ini menurut dia, kebanyakan di wilayah Kecamatan Selupu Rejang dan Sindang Kelingi yang merupakan zona rawan bencana alam gunung meletus dan tanah longsor.
Desa tangguh bencana yang sudah terbentuk di Kabupaten Rejang Lebong ini diantaranya Desa Sumber Urip dan Desa Kali Padang di Kecamatan Selupu Rejang, kemudian Desa Talang Lahat, Desa Air Dingin dan Desa Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Kelingi.
Selanjutnya Desa IV Suku Menanti dan Desa Talang Belitar, Kecamatan Sindang Dataran. Desa Kesambe Lama, Kecamatan Curup Timur. Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah. Desa Suban Ayam, Kecamatan Selupu Rejang, Desa Lubuk Kembang, Kecamatan Curup Utara dan Desa Air Lanang, Kecamatan Curup Selatan.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023