Dosen Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Studi Rekayasa Perangkat Lunak, Medhanita Dewi Renanti, pencipta aplikasi penerjemah tangis bayi “Madsaz” mengaku bahwa ia akan mengembangkan aplikasi untuk deteksi dini penyakit kronis.
“Ke depan aplikasi ini akan kita kembangkan untuk lebih mengenali mimik wajah, nanti harapannya bisa untuk penyakit, artinya penyakit yang kronis bisa dideteksi lebih awal dari suara,” ujar Medhanita saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Aplikasi penerjemah tangis bayi ini dikembangkan oleh Medhanita dengan acuan teori bahasa bayi Dunstan dengan lima klasifikasi, dari bayi lapar, bayi mengantuk, ingin sendawa, sakit perut atau ada gas, dan tidak nyaman karena popok basah, serta akibat udara panas atau dingin.
Tingkat akurasi deteksi tangis bayi sudah mencapai 94 persen, dan saat ini Medhanita sedang fokus mengembangkan aplikasi agar lebih robust (kokoh dan tangguh) terhadap gangguan suara lain atau noise.
“Tingkat akurasi 94 persen di aplikasi itu memang tanpa noise, kalau ada noise, akurasinya menurun, jadi memang belum robust kalau ada noise. Harapan saya, untuk yang akan diluncurkan ke depannya bisa lebih kuat meskipun ada gangguan suara lain,” tutur Dia.
Medhanita mengatakan aplikasi Madsaz saat ini masih menggunakan teknologi machine learning (pengembangan mesin agar bisa belajar sendiri tanpa diarahkan oleh pengguna), dan untuk peluncuran kedua, ia akan menggunakan teknologi deep learning (kecerdasan buatan yang mengajarkan komputer untuk memproses data dengan cara hampir mendekati otak manusia).
“Kemarin itu untuk tesis (S2) saya pakai teknologi machine learning, dan saat ini saya kan sedang studi S3 sekaligus mengembangkan yang kemarin agar lebih robust terhadap noise, itu pakai deep learning,” ujar Medhanita.
Aplikasi Madsaz saat ini sudah bisa diunduh melalui play store di Android. Medhanita juga sedang mengembangkan agar aplikasi ini juga bisa diunduh melalui iOS.
“Secara teknis, tinggal unduh aja di playstore, pilih bahasa, direkam ketika bayi nangis, nanti ada output-nya di antara lima tadi, kalau nggak lapar, ngantuk, ingin sendawa, sakit perut, bayi nggak nyaman, ditandai dengan background warna pink, kemudian selain ada output, itu muncul solusinya. Jadi simpel sih, itu pun sangat cepat waktu identifikasinya, hanya 5-20 detik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
“Ke depan aplikasi ini akan kita kembangkan untuk lebih mengenali mimik wajah, nanti harapannya bisa untuk penyakit, artinya penyakit yang kronis bisa dideteksi lebih awal dari suara,” ujar Medhanita saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Aplikasi penerjemah tangis bayi ini dikembangkan oleh Medhanita dengan acuan teori bahasa bayi Dunstan dengan lima klasifikasi, dari bayi lapar, bayi mengantuk, ingin sendawa, sakit perut atau ada gas, dan tidak nyaman karena popok basah, serta akibat udara panas atau dingin.
Tingkat akurasi deteksi tangis bayi sudah mencapai 94 persen, dan saat ini Medhanita sedang fokus mengembangkan aplikasi agar lebih robust (kokoh dan tangguh) terhadap gangguan suara lain atau noise.
“Tingkat akurasi 94 persen di aplikasi itu memang tanpa noise, kalau ada noise, akurasinya menurun, jadi memang belum robust kalau ada noise. Harapan saya, untuk yang akan diluncurkan ke depannya bisa lebih kuat meskipun ada gangguan suara lain,” tutur Dia.
Medhanita mengatakan aplikasi Madsaz saat ini masih menggunakan teknologi machine learning (pengembangan mesin agar bisa belajar sendiri tanpa diarahkan oleh pengguna), dan untuk peluncuran kedua, ia akan menggunakan teknologi deep learning (kecerdasan buatan yang mengajarkan komputer untuk memproses data dengan cara hampir mendekati otak manusia).
“Kemarin itu untuk tesis (S2) saya pakai teknologi machine learning, dan saat ini saya kan sedang studi S3 sekaligus mengembangkan yang kemarin agar lebih robust terhadap noise, itu pakai deep learning,” ujar Medhanita.
Aplikasi Madsaz saat ini sudah bisa diunduh melalui play store di Android. Medhanita juga sedang mengembangkan agar aplikasi ini juga bisa diunduh melalui iOS.
“Secara teknis, tinggal unduh aja di playstore, pilih bahasa, direkam ketika bayi nangis, nanti ada output-nya di antara lima tadi, kalau nggak lapar, ngantuk, ingin sendawa, sakit perut, bayi nggak nyaman, ditandai dengan background warna pink, kemudian selain ada output, itu muncul solusinya. Jadi simpel sih, itu pun sangat cepat waktu identifikasinya, hanya 5-20 detik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023