Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengembangkan Program Bank Sampah sebagai salah satu upaya mencegah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kelebihan kapasitas.
 
"Ini persoalan yang muncul pada saat kami reses, keluhannya soal sampah, kemudian kapasitas TPA sekarang yang ada di Kota Bengkulu tidak mencukupi lagi untuk menampung sampah. Selanjutnya soal banjir yang ternyata juga salah satunya disebabkan oleh sampah. Ini lah awalnya terbentuk bank sampah," kata Inisiator Bank Sampah Usin Abdisyah Putra Sembiring, di Bengkulu, Kamis.

Baca juga: 40 lebih warga Bengkulu terkena penyakit akibat stockpile batu bara
 
Menurut Usin yang juga Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Program Bank Sampah tidak tiba-tiba ada di Bengkulu, karena sudah diinisiasi sejak tahun 2021.
 
"Dua tahun yang lalu kami baru memulai dengan memberikan penyadaran-penyadaran ke masyarakat di Kota Bengkulu. Kami buat pilot project 25 kelompok tahun lalu, hingga akhirnya kemudian sekarang sudah ada 54 kelompok. Akhir November akan kami deklarasikan dan luncurkan," katanya.
 
Dengan keberadaan 54 kelompok tersebut saja, menurut dia, sudah mampu mereduksi sampah di Kota Bengkulu cukup signifikan pada tahun ini.
 
"Per rumah, itu sampah rumah tangga sekitar 0,8 kilogram per hari, dan sekarang sudah ada 1.600 keluarga yang ikut program bank sampah ini. Bayangkan jumlah yang dapat direduksi yang setidaknya 0,2 kilogram masuk ke Program Bank Sampah," ucapnya.

Baca juga: Polres Mukomuko-Bengkulu tetapkan tersangka perdagangan obat ilegal
 
Selain mengurangi sampah di Kota Bengkulu, lanjutnya, bank sampah juga memberikan pendapatan sampingan bagi masyarakat serta mengurangi biaya retribusi sampah yang harus dikeluarkan masyarakat setiap bulan.
 
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan Program Bank Sampah tersebut dikembangkan di Kota Bengkulu karena produksi sampah rumah tangga cukup tinggi. Hal itu berbeda dengan masyarakat kabupaten yang masih memiliki lokasi untuk mengolah atau membakar sampah rumah tangga secara mandiri.
 
"Terkait dengan bank sampah, jadi masyarakat dididik agar mereka mampu melakukan upaya pemberdayaan sehingga pengelolaan sampah yang tadinya itu masalah berubah menjadi menguntungkan. Ini sebuah perubahan yang sangat mendasar, tapi tentu tidak mudah, dibutuhkan keseriusan dan keberlanjutan," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023