PT Pegadaian Cabang Bengkulu mencatat, transaksi gadai sejak Januari hingga saat ini di wilayah tersebut telah mencapai Rp118,2 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 24.700 orang.
 
"Untuk penyaluran pemanfaatan program gadai di Provinsi Bengkulu saat ini telah mencapai Rp118,2 miliar," kata Kepala Cabang Pegadaian Bengkulu Novel di di Kota Bengkulu, Jumat.
 
Ia menyebutkan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama mengalami kenaikan sebanyak 13,1 persen sebab pada 2022 sebesar Rp104,5 miliar.
 
Meningkatnya transaksi gadai di Provinsi Bengkulu disebabkan karena banyak masyarakat yang membutuhkan dana untuk modal usaha serta memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 
"Ada juga momen menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan karena faktor ekonomi khususnya percetakan membutuhkan modal untuk membuka usaha tersebut," ujar dia.

Baca juga: Pemkot Bengkulu tetapkan UMK 2024 naik menjadi Rp2,7 juta

Baca juga: Pemkot Bengkulu rekrut 1.970 personel Linmas untuk Pemilu 2024

Baca juga: Pemkot Bengkulu anggarkan Rp300 juta guna revitalisasi Pasar Panorama

Baca juga: Unib kembangkan pariwisata berbasis jurnalis lingkungan
 
Noveldi menjelaskan, untuk produk gadai paling diminati oleh masyarakat sebesar 80 persen yang terdiri dari gadai emas, motor dan mobil, sedangkan untuk produk non gadai yaitu 20 persen seperti pemanfaatan program pembiayaan seperti ultra mikro, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan lainnya.
 
Selain itu, menjelang Natal dan akhir tahun, biasanya transaksi gadai di Pegadaian Bengkulu akan mengalami peningkatan transaksi, sebab banyak masyarakat yang membutuhkan dana untuk kebutuhan sehari-hari di tengah bahan pokok yang alami kenaikan.
 
Salah seorang warga Kelurahan Kampung Bali Kota Bengkulu, Nova menerangkan dirinya lebih memilih memanfaatkan program gadai karena lebih efektif dan efisien.
 
"Saya gadai emas di Pegadaian untuk modal usaha beras, melalui program tersebut emas yang digadai tidak hilang dengan cara dicicil selama lima bulan dan memilih Pegadaian karena sudah langganan sejak bertahun-tahun sebelumnya," sebut dia.
 
Diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bengkulu mencatat, realisasi pembiayaan ultra mikro (UMi) di wilayah tersebut per September mengalami peningkatan hingga 41,85 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
 
Sebab, pada September 2022 penyaluran pembiayaan ultra mikro di Provinsi Bengkulu sebesar Rp48,46 miliar sedangkan pada September 2023 mencapai Rp68,74 miliar.
 
"Tidak hanya penyaluran UMi, untuk debitur UMi di Provinsi Bengkulu juga mengalami peningkatan dari 10.022 debitur pada 2022 menjadi 14.616 debitur pada 2023," terang Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb Bengkulu Bayu Andy Prasetya.


Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023