Bengkulu (ANTARA) - Pegadaian Syariah Bengkulu menyebut terjadi peningkatan transaksi sebesar 40 persen di seluruh unit Pegadaian Syariah di daerah itu semenjak pandemi COVID-19.
"Selama masa pandemi ini nasabah pegadaian baik yang eksisting maupun yang baru itu mengalami peningkatan kira-kira sampai 30 hingga 40 persen untuk yang produk rahn (gadai)," kata Asisten Manager Pegadaian Syariah Bengkulu Redi Vanhar di Bengkulu, Sabtu.
Ia menambahkan, sebelum pandemi COVID-19, tercatat rata-rata per hari hanya sekitar enam transaksi, namun semenjak pandemi COVID-19 bisa mencapai 10 transaksi.
Dari jumlah itu, kata dia, barang yang paling banyak digadaikan masyarakat yakni emas, barang elektronik serta surat berharga seperti BPKB mobil dan motor.
"Tapi sebanyak 90 persennya rata-rata yang banyak digadaikan itu perhiasan seperti emas, dan sisanya ada barang elektronik dan kendaraan," jelas Redi.
Menurutnya, peningkatan transaksi ini tak terlepas dari dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat akibat pemberlakuan berbagai kebijakan oleh pemerintah untuk memutus rantai penularan virus corona jenis baru.
Tidak hanya dari usaha mikro , kata Redi, kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) juga banyak yang melakukan transaksi di Pegadaian Syariah Bengkulu selama masa pandemi COVID-19 ini.
"Mereka mungkin butuh dana cepat, jadi mau tidak mau dari pada dijual mungkin sayangkan, sambil menunggu situasi COVID-19 ini mereda ya digadai dulu," paparnya.
Redi menjelaskan, untuk setiap transaksi pegadaian, pihaknya memberikan jangka waktu hingga empat bulan.
Nasabah diperbolehkan menebus barang yang digadaikan kapan saja dalam waktu empat bulan tersebut.
"Kalau situasi masa COVID-19 ini sudah reda dan usaha sudah mulai membaik, barang bisa ditebus atau bisa diperpanjang lagi kalau misalnya sudah lewat empat bulan," demikian Redi.