Ahli Tumbuh Kembang Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Angga Wirahmadi mengimbau para orang tua untuk melengkapi vaksinasi pada anak guna melindungi mereka dari penyakit berbahaya.
"Kalau imunisasi anak kita tidak lengkap, segera datang ke Puskesmas, bidan, klinik, atau rumah sakit terdekat untuk diimunisasi. Kejarlah imunisasi, karena lebih banyak manfaat yang akan didapatkan," katanya dalam diskusi mengenai imunisasi pada anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Angga mengemukakan imunisasi pada anak dapat mencegah anak dari kematian serta mengurangi rasa sakit yang lebih parah, yang diakibatkan oleh penyakit berbahaya, yang seharusnya dapat dicegah melalui vaksin.
Tidak hanya bermanfaat bagi anak yang diimunisasi, lanjutnya, manfaat juga dapat dirasakan oleh anak lainnya yang mengalami kondisi tertentu, seperti penderita autoimun, HIV, ginjal, dan penyakit komorbid lain yang menghalanginya untuk diimunisasi dengan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
"Juga memberikan manfaat kepada lansia kita. Kalau kita ingat pandemi COVID-19, yang sering menjadi korban adalah lansia. Kalau kita melindungi anak dengan imunisasi, anak tidak akan membawa penyakit ke rumah, sehingga tidak akan menularkan kepada kakek-neneknya," ujarnya.
Angga menyatakan imunisasi aman untuk dilakukan, karena telah teruji di seluruh dunia. Diketahui, Indonesia bukan satu-satunya negara yang melakukan imunisasi wajib. Terdapat sekitar 180 negara yang menerapkan kebijakan yang sama.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada orang tua untuk melengkapi status vaksin anaknya, terlebih pada saat-saat ini terdapat sejumlah kasus penyakit polio pada anak, yang dapat menyebabkan anak mengalami kelumpuhan.
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Prima Yosephine menyebutkan imunisasi rutin lengkap kepada anak merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah anak dari kematian dan kesakitan yang diakibatkan oleh infeksi virus.
Pemerintah telah menyediakan 14 jenis antigen imunisasi gratis untuk berbagai macam penyakit untuk dimanfaatkan masyarakat, di antaranya pneumonia yang dapat dicegah dengan imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine), diare dengan imunisasi RV (Rotavirus), dan kanker leher rahim yang dapat dicegah melalui imunisasi HPV.
"Kenapa kita harus repot menambah jenis vaksin? Tadinya 11 antigen sekarang 14 antigen imunisasi nasional. Salah satunya karena kita tahu sebagian besar kematian bayi dan balita kita disebabkan pneumonia dan diare yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin," tutur Prima Yosephine.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Kalau imunisasi anak kita tidak lengkap, segera datang ke Puskesmas, bidan, klinik, atau rumah sakit terdekat untuk diimunisasi. Kejarlah imunisasi, karena lebih banyak manfaat yang akan didapatkan," katanya dalam diskusi mengenai imunisasi pada anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Angga mengemukakan imunisasi pada anak dapat mencegah anak dari kematian serta mengurangi rasa sakit yang lebih parah, yang diakibatkan oleh penyakit berbahaya, yang seharusnya dapat dicegah melalui vaksin.
Tidak hanya bermanfaat bagi anak yang diimunisasi, lanjutnya, manfaat juga dapat dirasakan oleh anak lainnya yang mengalami kondisi tertentu, seperti penderita autoimun, HIV, ginjal, dan penyakit komorbid lain yang menghalanginya untuk diimunisasi dengan membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
"Juga memberikan manfaat kepada lansia kita. Kalau kita ingat pandemi COVID-19, yang sering menjadi korban adalah lansia. Kalau kita melindungi anak dengan imunisasi, anak tidak akan membawa penyakit ke rumah, sehingga tidak akan menularkan kepada kakek-neneknya," ujarnya.
Angga menyatakan imunisasi aman untuk dilakukan, karena telah teruji di seluruh dunia. Diketahui, Indonesia bukan satu-satunya negara yang melakukan imunisasi wajib. Terdapat sekitar 180 negara yang menerapkan kebijakan yang sama.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada orang tua untuk melengkapi status vaksin anaknya, terlebih pada saat-saat ini terdapat sejumlah kasus penyakit polio pada anak, yang dapat menyebabkan anak mengalami kelumpuhan.
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Prima Yosephine menyebutkan imunisasi rutin lengkap kepada anak merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah anak dari kematian dan kesakitan yang diakibatkan oleh infeksi virus.
Pemerintah telah menyediakan 14 jenis antigen imunisasi gratis untuk berbagai macam penyakit untuk dimanfaatkan masyarakat, di antaranya pneumonia yang dapat dicegah dengan imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine), diare dengan imunisasi RV (Rotavirus), dan kanker leher rahim yang dapat dicegah melalui imunisasi HPV.
"Kenapa kita harus repot menambah jenis vaksin? Tadinya 11 antigen sekarang 14 antigen imunisasi nasional. Salah satunya karena kita tahu sebagian besar kematian bayi dan balita kita disebabkan pneumonia dan diare yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin," tutur Prima Yosephine.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024