Bengkulu,  (ANTARA Bengkulu) - Warga Desa Serangai Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara berjaga di jalan lintas barat di wilayah desa mereka sebab lebih dari setengah badan jalan sudah ambles akibat abrasi laut.

"Kami berjaga 24 jam karena khawatir kejadian mobil masuk laut yang terjadi beberapa waktu lalu terulang lagi karena tidak ada penerangan di jalur ini," kata Sudian, saat berjaga dengan sejumlah warga lainnya di pinggir jalan lintas barat itu.

Ia mengatakan kasus kecelakaan yang terjadi dua bulan sebelumnya itu karena tidak ada penjagaan warga di jalur tersebut padahal sebagian besar badan jalan sudah ambles ke laut.

Tebing jalan yang cukup curam dengan kedalaman sekitar 20 meter membuat jalur itu semakin berbahaya apalagi tidak ada penerangan di malam hari.

"Waktu itu tidak ada yang berjaga, sebuah mobil travel berisi penumpang dari Mukomuko menuju Bengkulu terjun bebas ke laut, memang tidak ada korban jiwa tapi sebagian besar penumpang mengalami patah tulang," katanya menerangkan.

Pantauan di lapangan, aspal jalan yang tersisa hanya sekitar lima meter dan jalur tambahan di kanan jalan semakin melebar.

Kendaraan yang melintas di jalur itu hanya satu arah sehingga perlu pengaturan oleh warga yang bekerja sukarela dan mengumpulkan sumbangan dari pengguna jalan.

"Kami berjaga hanya mengandalkan sumbangan dari pengguna jalan, karena biasanya ramai berjaga jadi bergantian ada yang siang ada yang giliran malam," katanya.

Pengguna jalan lintas barat, Evan yang sehari-hari melintasi jalur itu mengatakan sangat berbahaya sebab badan jalan semakin mengecil akibat abrasi.

"Kami sangat terbantu dengan masyarakat yang berjaga dibsini apalagi malam hari tidak ada penerangan sangat berbahaya," katanya.

Hingga saat ini kata dia, tidak ada tanda peringatan jalan rusak yang dibuat oleh dinas terkait sehingga pengguna jalan harus waspada di titik tersebut.

Selain itu, menurutnya jalan rusak di jalur lintas barat yang menghubungkan Bengkulu dengan Provinsi Sumatra Barat terutama di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara membuat jarak tempuh semakin membutuhkan waktu.

Biasanya kata pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir mobil travel dari Bengkulu tujuan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara itu mengatakan dalam kondisi jalan yang tidak banyak lubang, jarak tempuh sekitar 2,5 jam.

"Tapi karena jalan rusak sebagian besar berlubang dan ancaman abrasi ini, jarak 154 kilometer terpaksa ditempuh dengan waktu tiga jam," katanya. (rni)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012