Dalam Pemilu 2024, sejumlah mahasiswa UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu menyoroti pengalaman berharga menjadi pemilih pertama, refleksi pertama di Pemilu, peran pemilih muda, serta pentingnya menolak tidak menggunakan suara atau golongan putih (golput) untuk masa depan negara.
Para mahasiswa tersebut bersuara sebagai kalangan paling muda dalam gelaran Pemilu 2024. Berikut ini opini para Generasi Z yang layak untuk disimak:
Pengalaman berharga menjadi pemilih pertama: Membangun kesadaran demokrasi generasi muda
(Vonza Nabilla Suryawan)
Menjadi pemilih pertama kali adalah momen bersejarah yang memicu beragam emosi seperti kegembiraan, tanggung jawab, dan harapan.
Hal tersebut menawarkan kesempatan berharga untuk terlibat dalam proses demokrasi, membentuk masa depan negara, serta memperkuat keterlibatan dalam pengambilan keputusan publik, menjadi saksi transformasi bangsa, termasuk tantangan dan prestasi dalam berbagai bidang.
Pengalaman ini menimbulkan perasaan gugup, antusiasme, kebingungan, dan tanggung jawab, tetapi juga memberikan pemahaman akan pentingnya hak sebagai warga negara dalam berpartisipasi menuju Indonesia yang lebih baik.
Sebagai generasi Z yang tumbuh di era digital, mereka merasakan pengalaman penuh makna yang membentuk pemahaman baru terhadap isu-isu politik dan sosial.
Melalui keterlibatan dalam pemilihan, generasi muda dapat memilih pemimpin dan partai politik yang mencerminkan nilai dan aspirasi penting bagi masa depan. Mereka menyadari bahwa setiap suara memiliki dampak nyata dalam menentukan arah kebijakan negara.
Namun, rendahnya partisipasi generasi muda atau pemilih pertama dalam proses demokrasi dapat mengurangi minat terhadap politik, berpotensi menurunkan partisipasi politik jangka panjang, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya terlibat dalam membangun masa depan negara.
Hal ini dapat mempengaruhi kebijakan publik dan perhatian pemimpin terhadap isu-isu relevan seperti pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan mental generasi muda.
Partisipasi aktif dalam demokrasi: Refleksi pengalaman pertama di Pemilu
(Viki Muzandi)
Pengalaman pertama saya dalam mengikuti Pemilu merupakan momen yang sangat berkesan dan bernilai.
Sebagai warga negara yang sadar akan urgensi partisipasi dalam proses demokrasi, saya merasa penuh antusiasme untuk menggunakan hak pilih dalam menentukan arah masa depan negara. Ingatan akan perasaan haru dan bangga saat melangkah ke bilik suara masih kental dalam pikiran.
Dalam proses mencoblos, saya merasakan beban tanggung jawab yang besar. Setiap suara yang diberikan merupakan kontribusi kecil saya dalam membentuk kebijakan negara. Saya sadar hak pilih memiliki dampak signifikan dalam menentukan para pemimpin dan wakil rakyat yang akan mewakili suara masyarakat.
Meskipun demikian, saya paham beberapa individu memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu. Alasan di balik ketidakhadiran ini bisa bervariasi.
Adapun salah satu alasan adalah kurangnya pemahaman akan urgensi Pemilu dalam ranah demokrasi. Beberapa orang mungkin belum menyadari bahwa suara mereka memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan negara.
Tak jarang pula, ada yang absen dalam pemungutan suara karena kendala teknis, seperti ketidakterdaftaran sebagai pemilih atau keterbatasan pada hari pemungutan suara. Namun, esensi bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban moral untuk turut serta dalam proses demokrasi, sejauh yang dapat mereka lakukan, tetaplah relevan.
Bagi saya pribadi, kesempatan turut serta dalam Pemilu dan menyuarakan pilihan adalah suatu keberuntungan. Melalui tindakan mencoblos, saya berkontribusi dalam membangun negara sesuai dengan nilai-nilai demokrasi yang saya junjung tinggi.
Keyakinan saya bahwa setiap suara memiliki nilai yang sama pentingnya dalam memperkuat landasan demokrasi negara terus menguat.
Secara keseluruhan, pengalaman pertama dalam Pemilu adalah sebuah momen yang berharga. Saya bangga menjadi bagian dari proses demokrasi serta memberikan suara demi memilih pemimpin dan wakil rakyat yang diyakini akan mewakili aspirasi masyarakat.
Harapan saya, melalui partisipasi aktif dalam Pemilu, kita semua dapat bersama-sama membangun negara yang lebih baik dan lebih adil bagi generasi yang akan datang.
Partisipasi pemilih muda dalam pembentukan masa depan negara
(Rahmad Taufik Hidayat)
Pemilih muda sering dihadapkan pada ketidakpastian dan kebingungan dalam menghadapi ranah politik. Kurangnya pendidikan politik menyebabkan sebagian dari mereka kurang memahami urgensi partisipasi politik dalam menentukan arah negara. Sebagian lain mungkin bahkan acuh atau tidak tertarik pada politik sama sekali.
Tidak semua pemuda termasuk dalam kategori tersebut. Sebagian pemuda sangat peduli dan aktif dalam memahami serta terlibat dalam proses politik. Mereka rajin mencari informasi, terlibat dalam diskusi, dan berusaha membuat keputusan yang terinformasi saat memilih kandidat.
Dalam konteks ini, penting untuk menekankan betapa berarti suara mereka. Setiap suara, termasuk dari pemuda, memiliki dampak signifikan dalam menentukan arah negara. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang berhak memberikan suara, adalah kewajiban moral dan sosial untuk ikut serta dalam proses demokrasi dengan memberikan suara yang dipertimbangkan.
Bagi saya, pentingnya pemilih muda mencoblos adalah langkah krusial dalam mengekspresikan hak suara mereka dan berkontribusi dalam proses demokrasi. Dengan memberikan suara, pemilih muda secara aktif berpartisipasi dalam menentukan pemimpin negara dan kebijakan yang akan diterapkan, menjadi bagian dari perubahan yang mereka impikan.
Apabila pemilih muda memilih untuk tidak mencoblos, dampaknya bisa signifikan. Tanpa suara mereka, perwakilan terpilih mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kebutuhan generasi muda, berpotensi mengakibatkan ketidakseimbangan dalam representasi politik dan meruntuhkan kepercayaan pemuda terhadap proses politik.
Oleh karena itu, doronglah pemilih muda untuk terlibat aktif dalam proses politik dengan memberikan suara yang dipertimbangkan. Perteguhlah keyakinan bahwa setiap suara memiliki dampak nyata dalam membentuk masa depan negara, dengan pemilih muda memegang peran kunci dalam menentukan arah politik dan sosial negara
Peran penting generasi muda dalam Pemilu: Suara yang didengar
(Hanna Azzulayha)
Generasi muda Indonesia memegang peran krusial dalam Pemilu, dipengaruhi oleh tindakan calon pemimpin melalui berbagai media, termasuk sosial media. Dalam proses pemilihan, penting bagi generasi muda untuk menggunakan hak suaranya dengan bijaksana, memastikan suara mereka terdengar dalam arena demokrasi.
Pada 14 Februari 2024, saya melakukan pencoblosan untuk kedua kalinya, mengamati peran sosial media yang semakin signifikan dalam proses pemilu modern. Media sosial memengaruhi persepsi publik terhadap calon presiden dan partai politik, serta menjadi alat vital dalam kampanye politik.
Media sosial juga menjadi sumber informasi politik yang signifikan. Generasi muda seringkali mengambil keputusan berdasarkan informasi dari platform ini, menjadikannya strategi penting untuk menarik minat pemilih pemula.
Peran media sosial telah mengubah dinamika kampanye politik, memengaruhi persepsi publik dan hasil pemilihan.
Dalam konteks Pemilu 2024, generasi muda berharap pada proses yang adil, cerdas, demokratis, dan transparan, di mana suara mereka memiliki bobot sejajar dengan aspirasi mereka, memastikan pemimpin yang bertanggung jawab dan melayani seluruh lapisan masyarakat.
Pengalaman pemilih pemula dalam Pemilu 2024: Gugup
(Tika)
Pada Rabu (14/2), Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 digelar, menarik partisipasi pemuda dan warga senior dalam menentukan Calon Presiden (Capres), Calon Wakil Presiden (Cawapres), dan Calon Legislatif (Caleg).
Sebagai seorang mahasiswi yang baru pertama kali menggunakan hak suara, merasakan kombinasi kegembiraan dan sedikit ketegangan dalam proses pemilihan.
Kesan pertama saya sangat senang namun juga agak gugup. Senang bisa memilih Capres dan Cawapres yang telah dipilih sebelumnya. Sedangkan gugup karena ini pengalaman pertama, terutama saat dipanggil.
Bagi saya, yang terpenting dari para Capres dan Cawapres terpilih adalah kemampuan mereka dalam merangkul dan memperhatikan seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya dari kalangan atas tetapi juga dari kalangan bawah.
Partisipasi pemilih muda seperti Tika memberikan perspektif segar dalam proses demokrasi, di mana suara mereka memiliki bobot penting dalam menentukan arah negara ke depan.
Dengan pengalaman pertama dalam pemilihan, saya berharapan pemimpin terpilih dapat inklusif dan pro-rakyat serta mencerminkan aspirasi semua kalangan.
Peran saksi dalam Pemilu 2024
(Rizki Tri Ardana)
Peran saksi pemilu pada Pemilu 2024 adalah krusial dalam menjaga integritas dan keabsahan proses pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tugas saksi pemilu meliputi pengawasan terhadap proses pemilihan, pelaporan pelanggaran, dan memastikan transparansi serta kejujuran dalam seluruh tahapan pemilu.
Peran ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), tetapi juga tanggung jawab masyarakat sebagai bagian yang terlibat langsung dalam proses demokrasi. Kehadiran saksi pemilu menjadi kunci untuk mencegah potensi kecurangan, termasuk upaya pemalsuan suara dan pelanggaran lainnya, serta untuk memberikan laporan terkait pelanggaran yang terjadi di TPS.
Saksi pemilu berperan sebagai pengawas independen yang memantau setiap tahapan pemilihan, mulai dari pembukaan TPS hingga penghitungan suara. Mereka berperan sebagai penjaga integritas dan kredibilitas hasil pemilu, memberikan informasi yang akurat, dan melaporkan setiap pelanggaran yang terdeteksi selama proses pemilihan kepada pihak berwenang.
Tugas saksi TPS mencakup pengawasan pemungutan suara, pencatatan pelanggaran, serta memastikan kesaksian yang tepat terkait proses pemilihan. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan suara dan pencatatan hasilnya tanpa memihak pada calon atau partai politik manapun, serta mematuhi aturan dan berkoordinasi dengan petugas pemilu lainnya.
Dengan keterlibatan aktif saksi pemilu, diharapkan proses pemilihan dapat berjalan dengan baik, adil, dan demokratis, menegaskan peran mereka sebagai bagian tak terpisahkan dalam menjaga proses demokrasi di Indonesia
Peran penting menolak golput demi masa depan negara
(Yoga Mukhlis)
Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan proses rutin setiap lima tahun untuk menentukan kepemimpinan negara, memperlihatkan pentingnya partisipasi suara dalam ranah domestik.
Seringkali, pemilu dianggap sebelah mata oleh sebagian, oleh karena itu, pelaksana pemilu terus mengingatkan akan signifikansi pilihan dan suara dalam menciptakan keadilan serta kesatuan bagi masyarakat.
Pada tanggal 14 Februari 2024, masyarakat Indonesia menunjukkan kekuatan dan keinginan kuat untuk turut serta dalam pemilu tanpa insiden pertumpahan atau kecurangan yang merugikan. Meskipun perbedaan pilihan ada, semangat kebersamaan tetap terjaga tanpa menghancurkan kerukunan bersama.
Generasi muda perlu ditanamkan kesadaran akan pentingnya membuat pilihan terbaik, menghindari golput. Golput dapat mengancam masa depan negara. Keterlibatan aktif dalam pemilihan adalah kunci untuk menjaga keadilan dan arah masa depan negara.
Partisipasi dalam pemilu bukan hanya untuk menegakkan hukum yang adil, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang cerah dengan memilih pemimpin yang tepat. Meskipun semangat dan tekad kita memegang peranan penting dalam menentukan masa depan, pemilihan presiden yang tepat juga turut berperan dalam membentuk arah negara.
Pemilu pertama: Pengalaman salah lipat surat suara
(Cici Natalia)
Pemilu adalah momen penting dalam kehidupan demokrasi di mana warga negara memiliki kesempatan untuk memberikan suara dalam menentukan pemimpin dan kebijakan negara.
Pengalaman pertama saya mengikuti Pemilu sangat berkesan, namun tidak terlepas dari sedikit kegugupan dan kesalahan dalam lipatan kertas suara.
Saat memasuki tempat pemungutan suara, saya merasakan campuran antara tegang dan euforia.
Rasanya seperti menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, di mana suara saya akan menentukan arah kebijakan. Saya bangga dan bertanggung jawab atas hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Di tengah kegugupan, saya mengalami kesalahan saat melipat kertas suara. Meskipun tata cara pemungutan suara dijelaskan jelas, situasi baru membuat saya sedikit bingung. Kesalahan ini menjadi pembelajaran penting tentang pemahaman prosedur dan tata cara dalam Pemilu.
Kesalahan itu mengingatkan saya akan pentingnya detail dan teliti dalam tindakan, terutama dalam hal demokrasi. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Yang penting adalah belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya di masa depan.
Pengalaman ini memperkuat kesadaran akan pentingnya partisipasi dalam demokrasi dan tanggung jawab sebagai warga negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Para mahasiswa tersebut bersuara sebagai kalangan paling muda dalam gelaran Pemilu 2024. Berikut ini opini para Generasi Z yang layak untuk disimak:
Pengalaman berharga menjadi pemilih pertama: Membangun kesadaran demokrasi generasi muda
(Vonza Nabilla Suryawan)
Menjadi pemilih pertama kali adalah momen bersejarah yang memicu beragam emosi seperti kegembiraan, tanggung jawab, dan harapan.
Hal tersebut menawarkan kesempatan berharga untuk terlibat dalam proses demokrasi, membentuk masa depan negara, serta memperkuat keterlibatan dalam pengambilan keputusan publik, menjadi saksi transformasi bangsa, termasuk tantangan dan prestasi dalam berbagai bidang.
Pengalaman ini menimbulkan perasaan gugup, antusiasme, kebingungan, dan tanggung jawab, tetapi juga memberikan pemahaman akan pentingnya hak sebagai warga negara dalam berpartisipasi menuju Indonesia yang lebih baik.
Sebagai generasi Z yang tumbuh di era digital, mereka merasakan pengalaman penuh makna yang membentuk pemahaman baru terhadap isu-isu politik dan sosial.
Melalui keterlibatan dalam pemilihan, generasi muda dapat memilih pemimpin dan partai politik yang mencerminkan nilai dan aspirasi penting bagi masa depan. Mereka menyadari bahwa setiap suara memiliki dampak nyata dalam menentukan arah kebijakan negara.
Namun, rendahnya partisipasi generasi muda atau pemilih pertama dalam proses demokrasi dapat mengurangi minat terhadap politik, berpotensi menurunkan partisipasi politik jangka panjang, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya terlibat dalam membangun masa depan negara.
Hal ini dapat mempengaruhi kebijakan publik dan perhatian pemimpin terhadap isu-isu relevan seperti pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan mental generasi muda.
Partisipasi aktif dalam demokrasi: Refleksi pengalaman pertama di Pemilu
(Viki Muzandi)
Pengalaman pertama saya dalam mengikuti Pemilu merupakan momen yang sangat berkesan dan bernilai.
Sebagai warga negara yang sadar akan urgensi partisipasi dalam proses demokrasi, saya merasa penuh antusiasme untuk menggunakan hak pilih dalam menentukan arah masa depan negara. Ingatan akan perasaan haru dan bangga saat melangkah ke bilik suara masih kental dalam pikiran.
Dalam proses mencoblos, saya merasakan beban tanggung jawab yang besar. Setiap suara yang diberikan merupakan kontribusi kecil saya dalam membentuk kebijakan negara. Saya sadar hak pilih memiliki dampak signifikan dalam menentukan para pemimpin dan wakil rakyat yang akan mewakili suara masyarakat.
Meskipun demikian, saya paham beberapa individu memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu. Alasan di balik ketidakhadiran ini bisa bervariasi.
Adapun salah satu alasan adalah kurangnya pemahaman akan urgensi Pemilu dalam ranah demokrasi. Beberapa orang mungkin belum menyadari bahwa suara mereka memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan negara.
Tak jarang pula, ada yang absen dalam pemungutan suara karena kendala teknis, seperti ketidakterdaftaran sebagai pemilih atau keterbatasan pada hari pemungutan suara. Namun, esensi bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban moral untuk turut serta dalam proses demokrasi, sejauh yang dapat mereka lakukan, tetaplah relevan.
Bagi saya pribadi, kesempatan turut serta dalam Pemilu dan menyuarakan pilihan adalah suatu keberuntungan. Melalui tindakan mencoblos, saya berkontribusi dalam membangun negara sesuai dengan nilai-nilai demokrasi yang saya junjung tinggi.
Keyakinan saya bahwa setiap suara memiliki nilai yang sama pentingnya dalam memperkuat landasan demokrasi negara terus menguat.
Secara keseluruhan, pengalaman pertama dalam Pemilu adalah sebuah momen yang berharga. Saya bangga menjadi bagian dari proses demokrasi serta memberikan suara demi memilih pemimpin dan wakil rakyat yang diyakini akan mewakili aspirasi masyarakat.
Harapan saya, melalui partisipasi aktif dalam Pemilu, kita semua dapat bersama-sama membangun negara yang lebih baik dan lebih adil bagi generasi yang akan datang.
Partisipasi pemilih muda dalam pembentukan masa depan negara
(Rahmad Taufik Hidayat)
Pemilih muda sering dihadapkan pada ketidakpastian dan kebingungan dalam menghadapi ranah politik. Kurangnya pendidikan politik menyebabkan sebagian dari mereka kurang memahami urgensi partisipasi politik dalam menentukan arah negara. Sebagian lain mungkin bahkan acuh atau tidak tertarik pada politik sama sekali.
Tidak semua pemuda termasuk dalam kategori tersebut. Sebagian pemuda sangat peduli dan aktif dalam memahami serta terlibat dalam proses politik. Mereka rajin mencari informasi, terlibat dalam diskusi, dan berusaha membuat keputusan yang terinformasi saat memilih kandidat.
Dalam konteks ini, penting untuk menekankan betapa berarti suara mereka. Setiap suara, termasuk dari pemuda, memiliki dampak signifikan dalam menentukan arah negara. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang berhak memberikan suara, adalah kewajiban moral dan sosial untuk ikut serta dalam proses demokrasi dengan memberikan suara yang dipertimbangkan.
Bagi saya, pentingnya pemilih muda mencoblos adalah langkah krusial dalam mengekspresikan hak suara mereka dan berkontribusi dalam proses demokrasi. Dengan memberikan suara, pemilih muda secara aktif berpartisipasi dalam menentukan pemimpin negara dan kebijakan yang akan diterapkan, menjadi bagian dari perubahan yang mereka impikan.
Apabila pemilih muda memilih untuk tidak mencoblos, dampaknya bisa signifikan. Tanpa suara mereka, perwakilan terpilih mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kebutuhan generasi muda, berpotensi mengakibatkan ketidakseimbangan dalam representasi politik dan meruntuhkan kepercayaan pemuda terhadap proses politik.
Oleh karena itu, doronglah pemilih muda untuk terlibat aktif dalam proses politik dengan memberikan suara yang dipertimbangkan. Perteguhlah keyakinan bahwa setiap suara memiliki dampak nyata dalam membentuk masa depan negara, dengan pemilih muda memegang peran kunci dalam menentukan arah politik dan sosial negara
Peran penting generasi muda dalam Pemilu: Suara yang didengar
(Hanna Azzulayha)
Generasi muda Indonesia memegang peran krusial dalam Pemilu, dipengaruhi oleh tindakan calon pemimpin melalui berbagai media, termasuk sosial media. Dalam proses pemilihan, penting bagi generasi muda untuk menggunakan hak suaranya dengan bijaksana, memastikan suara mereka terdengar dalam arena demokrasi.
Pada 14 Februari 2024, saya melakukan pencoblosan untuk kedua kalinya, mengamati peran sosial media yang semakin signifikan dalam proses pemilu modern. Media sosial memengaruhi persepsi publik terhadap calon presiden dan partai politik, serta menjadi alat vital dalam kampanye politik.
Media sosial juga menjadi sumber informasi politik yang signifikan. Generasi muda seringkali mengambil keputusan berdasarkan informasi dari platform ini, menjadikannya strategi penting untuk menarik minat pemilih pemula.
Peran media sosial telah mengubah dinamika kampanye politik, memengaruhi persepsi publik dan hasil pemilihan.
Dalam konteks Pemilu 2024, generasi muda berharap pada proses yang adil, cerdas, demokratis, dan transparan, di mana suara mereka memiliki bobot sejajar dengan aspirasi mereka, memastikan pemimpin yang bertanggung jawab dan melayani seluruh lapisan masyarakat.
Pengalaman pemilih pemula dalam Pemilu 2024: Gugup
(Tika)
Pada Rabu (14/2), Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 digelar, menarik partisipasi pemuda dan warga senior dalam menentukan Calon Presiden (Capres), Calon Wakil Presiden (Cawapres), dan Calon Legislatif (Caleg).
Sebagai seorang mahasiswi yang baru pertama kali menggunakan hak suara, merasakan kombinasi kegembiraan dan sedikit ketegangan dalam proses pemilihan.
Kesan pertama saya sangat senang namun juga agak gugup. Senang bisa memilih Capres dan Cawapres yang telah dipilih sebelumnya. Sedangkan gugup karena ini pengalaman pertama, terutama saat dipanggil.
Bagi saya, yang terpenting dari para Capres dan Cawapres terpilih adalah kemampuan mereka dalam merangkul dan memperhatikan seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya dari kalangan atas tetapi juga dari kalangan bawah.
Partisipasi pemilih muda seperti Tika memberikan perspektif segar dalam proses demokrasi, di mana suara mereka memiliki bobot penting dalam menentukan arah negara ke depan.
Dengan pengalaman pertama dalam pemilihan, saya berharapan pemimpin terpilih dapat inklusif dan pro-rakyat serta mencerminkan aspirasi semua kalangan.
Peran saksi dalam Pemilu 2024
(Rizki Tri Ardana)
Peran saksi pemilu pada Pemilu 2024 adalah krusial dalam menjaga integritas dan keabsahan proses pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tugas saksi pemilu meliputi pengawasan terhadap proses pemilihan, pelaporan pelanggaran, dan memastikan transparansi serta kejujuran dalam seluruh tahapan pemilu.
Peran ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), tetapi juga tanggung jawab masyarakat sebagai bagian yang terlibat langsung dalam proses demokrasi. Kehadiran saksi pemilu menjadi kunci untuk mencegah potensi kecurangan, termasuk upaya pemalsuan suara dan pelanggaran lainnya, serta untuk memberikan laporan terkait pelanggaran yang terjadi di TPS.
Saksi pemilu berperan sebagai pengawas independen yang memantau setiap tahapan pemilihan, mulai dari pembukaan TPS hingga penghitungan suara. Mereka berperan sebagai penjaga integritas dan kredibilitas hasil pemilu, memberikan informasi yang akurat, dan melaporkan setiap pelanggaran yang terdeteksi selama proses pemilihan kepada pihak berwenang.
Tugas saksi TPS mencakup pengawasan pemungutan suara, pencatatan pelanggaran, serta memastikan kesaksian yang tepat terkait proses pemilihan. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengawasi perhitungan suara dan pencatatan hasilnya tanpa memihak pada calon atau partai politik manapun, serta mematuhi aturan dan berkoordinasi dengan petugas pemilu lainnya.
Dengan keterlibatan aktif saksi pemilu, diharapkan proses pemilihan dapat berjalan dengan baik, adil, dan demokratis, menegaskan peran mereka sebagai bagian tak terpisahkan dalam menjaga proses demokrasi di Indonesia
Peran penting menolak golput demi masa depan negara
(Yoga Mukhlis)
Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan proses rutin setiap lima tahun untuk menentukan kepemimpinan negara, memperlihatkan pentingnya partisipasi suara dalam ranah domestik.
Seringkali, pemilu dianggap sebelah mata oleh sebagian, oleh karena itu, pelaksana pemilu terus mengingatkan akan signifikansi pilihan dan suara dalam menciptakan keadilan serta kesatuan bagi masyarakat.
Pada tanggal 14 Februari 2024, masyarakat Indonesia menunjukkan kekuatan dan keinginan kuat untuk turut serta dalam pemilu tanpa insiden pertumpahan atau kecurangan yang merugikan. Meskipun perbedaan pilihan ada, semangat kebersamaan tetap terjaga tanpa menghancurkan kerukunan bersama.
Generasi muda perlu ditanamkan kesadaran akan pentingnya membuat pilihan terbaik, menghindari golput. Golput dapat mengancam masa depan negara. Keterlibatan aktif dalam pemilihan adalah kunci untuk menjaga keadilan dan arah masa depan negara.
Partisipasi dalam pemilu bukan hanya untuk menegakkan hukum yang adil, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang cerah dengan memilih pemimpin yang tepat. Meskipun semangat dan tekad kita memegang peranan penting dalam menentukan masa depan, pemilihan presiden yang tepat juga turut berperan dalam membentuk arah negara.
Pemilu pertama: Pengalaman salah lipat surat suara
(Cici Natalia)
Pemilu adalah momen penting dalam kehidupan demokrasi di mana warga negara memiliki kesempatan untuk memberikan suara dalam menentukan pemimpin dan kebijakan negara.
Pengalaman pertama saya mengikuti Pemilu sangat berkesan, namun tidak terlepas dari sedikit kegugupan dan kesalahan dalam lipatan kertas suara.
Saat memasuki tempat pemungutan suara, saya merasakan campuran antara tegang dan euforia.
Rasanya seperti menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, di mana suara saya akan menentukan arah kebijakan. Saya bangga dan bertanggung jawab atas hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Di tengah kegugupan, saya mengalami kesalahan saat melipat kertas suara. Meskipun tata cara pemungutan suara dijelaskan jelas, situasi baru membuat saya sedikit bingung. Kesalahan ini menjadi pembelajaran penting tentang pemahaman prosedur dan tata cara dalam Pemilu.
Kesalahan itu mengingatkan saya akan pentingnya detail dan teliti dalam tindakan, terutama dalam hal demokrasi. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Yang penting adalah belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya di masa depan.
Pengalaman ini memperkuat kesadaran akan pentingnya partisipasi dalam demokrasi dan tanggung jawab sebagai warga negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024