Provinsi Bengkulu menerima bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) berupa bibit padi gogo untuk 10.730 hektare.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu Bickman Panggarbessy menyebutkan bahwa program tersebut merupakan langkah strategis dalam mengantisipasi defisit pangan akibat kurangnya produksi padi di Indonesia.
"Tumpang sari dengan menanam padi gogo di lahan sawit sebagai langkah strategis mengantisipasi kekurangan produksi beras imbas dampak El-Nino," kata dia saat dikonfirmasi di Kota Bengkulu, Kamis.
Pada program tersebut, pemerintah pusat menyediakan bibit padi gogo untuk mendorong petani di daerah memanfaatkan lahan sawit sebagai sarana tumpang sari.
"Tumpang sari padi gogo sudah sejalan dengan program akselerasi dan percepatan program PSR. Jadi daripada tidak menghasilkan selama proses penanaman hingga sawit berproduksi, maka penanaman padi jadi alternatif," ujar dia.
Lanjut Bickman, program tersebut saat ini telah dilakukan dan akan dilakukan evaluasi terkait luasan lahan tanam jika tidak memenuhi kriteria.
Kemudian, terkait dengan dana pembelian bibit, akan disalurkan langsung oleh Kementan sesuai dengan luasan yang dipetakan oleh dinas pertanian daerah.
Untuk program penanaman padi Gogo akan dilakukan di enam wilayah yang ada di Provinsi Bengkulu, yang terdiri dari Kabupaten Bengkulu Selatan dengan target 1.056 hektare.
Kabupaten Bengkulu Utara dengan target 5.321 hektare, Kabupaten Kaur yaitu 155 hektare, Kabupaten Seluma 817 hektare, Kabupaten Mukomuko 2.144 hektare dan Kabupaten Bengkulu Tengah dengan target 1.237 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Oleh sebab itu, program tersebut menyasar lahan sawit yang sedang melalui proses Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
"Tumpang sari padi gogo sudah sejalan dengan program akselerasi dan percepatan program PSR. Jadi daripada tidak menghasilkan selama proses penanaman hingga sawit berproduksi, maka penanaman padi jadi alternatif," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024