Belanda menyeru Israel untuk mematuhi keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) dan menghentikan operasi militernya di kota Rafah, kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Senin (27/5).

Sebelumnya pada Jumat (24/5), ICJ memerintahkan Israel menghentikan operasi militernya di Rafah.

Baca juga: Presiden Turki dan PM Spanyol bahas serangan Israel di Gaza

Presiden ICJ Nawaf Salam mengatakan bahwa Israel harus memastikan akses tanpa hambatan ke wilayah tersebut untuk misi yang menyelidiki tuduhan genosida, serta untuk bantuan kemanusiaan.

“Belanda mendesak Israel segera mematuhi Perintah Mahkamah Internasional,” tulis Rutte di X.

Baca juga: Hamas tak akan terlibat perundingan apa pun pascaserangan Rafah

“Gambaran mengerikan” serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah “menyoroti sekali lagi” perlunya gencatan senjata segera di Jalur Gaza dan pembebasan semua sandera yang disandera oleh gerakan Palestina Hamas, tambah perdana menteri Belanda itu.

Israel menyerang kamp di timur laut Rafah pada Minggu (26/5). Dinas pertahanan sipil Palestina mengatakan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Baca juga: Gedung Putih desak Israel lindungi warga sipil di Rafah

Pada Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara di kamp pengungsi sebagai “insiden tragis,” dan mengklaim bahwa penyelidikan sedang dilakukan.

Angkatan bersenjata Israel (IDF) berdalih bahwa kompleks militer Hamas terkena serangan itu dan kepala markas tersebut telah dieliminasi.

Serangan itu dilakukan terhadap sasaran yang sah dan sesuai dengan hukum internasional mengenai penggunaan amunisi dan berdasarkan data pengintaian yang tepat, klaim IDF.

Sumber: Sputnik

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024