Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebut banyak nelayan terpaksa menunda kegiatan melaut untuk mencari ikan karena cuaca buruk, seperti gelombang tinggi dan angin kencang yang melanda perairan laut daerah tersebut.
"Banyak nelayan menunda melaut karena kondisi cuaca buruk. Dalam situasi ini, keselamatan menjadi prioritas utama," ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Edy Aprianto, di Mukomuko, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa saat ini harga ikan di sejumlah pasar, baik pasar ikan maupun pasar tradisional, meningkat karena banyak nelayan yang tidak melaut untuk mencari ikan.
Edy juga menambahkan bahwa cuaca buruk yang melanda perairan laut daerah ini telah berlangsung selama lebih dari seminggu, dan diharapkan kondisi seperti ini tidak berlarut-larut.
Selanjutnya, ia mengimbau para nelayan untuk selalu mewaspadai cuaca buruk dan mengutamakan keselamatan saat melaut.
"Jika cuaca di perairan laut daerah ini tidak memungkinkan, sebaiknya jangan melaut karena terlalu berisiko terhadap keselamatan. Keselamatan adalah yang paling utama," katanya.
Supri, seorang nelayan dari Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh, menyampaikan bahwa selama dua minggu terakhir, gelombang tinggi melanda perairan laut di wilayahnya, sehingga para nelayan tidak berani melaut.
"Dalam dua minggu ini, kami hanya empat kali melaut, padahal biasanya kami melaut setiap hari," ujarnya.
Supri menjelaskan bahwa biasanya hasil tangkapan nelayan di wilayah ini bervariasi antara 100 hingga 200 kilogram per hari.
Ia menambahkan bahwa para nelayan di wilayah ini tidak berani melaut saat cuaca buruk karena sudah banyak kejadian perahu nelayan karam saat berangkat melaut, meskipun tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Sebagian nelayan yang tidak melaut memanfaatkan waktu dengan melakukan pekerjaan lain, seperti bersawah, untuk menyambung hidup selama gelombang tinggi.
"Banyak nelayan menunda melaut karena kondisi cuaca buruk. Dalam situasi ini, keselamatan menjadi prioritas utama," ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Edy Aprianto, di Mukomuko, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa saat ini harga ikan di sejumlah pasar, baik pasar ikan maupun pasar tradisional, meningkat karena banyak nelayan yang tidak melaut untuk mencari ikan.
Edy juga menambahkan bahwa cuaca buruk yang melanda perairan laut daerah ini telah berlangsung selama lebih dari seminggu, dan diharapkan kondisi seperti ini tidak berlarut-larut.
Selanjutnya, ia mengimbau para nelayan untuk selalu mewaspadai cuaca buruk dan mengutamakan keselamatan saat melaut.
"Jika cuaca di perairan laut daerah ini tidak memungkinkan, sebaiknya jangan melaut karena terlalu berisiko terhadap keselamatan. Keselamatan adalah yang paling utama," katanya.
Supri, seorang nelayan dari Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh, menyampaikan bahwa selama dua minggu terakhir, gelombang tinggi melanda perairan laut di wilayahnya, sehingga para nelayan tidak berani melaut.
"Dalam dua minggu ini, kami hanya empat kali melaut, padahal biasanya kami melaut setiap hari," ujarnya.
Supri menjelaskan bahwa biasanya hasil tangkapan nelayan di wilayah ini bervariasi antara 100 hingga 200 kilogram per hari.
Ia menambahkan bahwa para nelayan di wilayah ini tidak berani melaut saat cuaca buruk karena sudah banyak kejadian perahu nelayan karam saat berangkat melaut, meskipun tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Sebagian nelayan yang tidak melaut memanfaatkan waktu dengan melakukan pekerjaan lain, seperti bersawah, untuk menyambung hidup selama gelombang tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024