Kanopi Hijau Indonesia menyebut Sekolah Energi Bersih (SEB) jilid II telah mewisuda 23 orang penggerak energi muda.
 
"Para penggerak energi muda ini dalam perjalanannya melakukan beberapa kegiatan seperti roadshow, konser energi muda, serta memproduksi konten dan mengampanyekannya di media sosial," kata Manager SEB Kanopi Hijau Indonesia, Hosani, di Bengkulu, Minggu.
 
Menurut dia SEB yang digawangi oleh para siswa SMA ini menyebut diri mereka sebagai Darma Darani. Mereka beranggotakan 23 orang yang menghimpun diri dari berbagai sekolah.
 
Mereka berasal dari SMA Sint Carolus, SMAN 1 Kota Bengkulu, SMAN 4 Kota Bengkulu, SMAN 7 Kota Bengkulu, SMKN 2 Bengkulu, SMKN 3 Kota Bengkulu, SMAN 6 Kota Bengkulu, SMKS 15 Taruna Kota Bengkulu, MAN 1 Kota Bengkulu, SMP Sint Carolus, Jurusan Sosiologi Universitas Bengkulu, dan Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
 
"Hari ini 23 orang penggerak energi muda tersebut kami nyatakan telah berjuang untuk melawan krisis iklim," kata dia.
 
Dengan motto "berkumpul, belajar dan berbuat", lanjut Hosani, setidaknya dalam kurun waktu tersebut SEB bersama penggerak energi muda itu telah melakukan beberapa agenda seperti studi trip, diskusi tematik, membuat ajang publik, serta menggalang dana publik dan kampanye.
 
"Pantas bagi mereka untuk dirayakan dari komitmen dan gerakan yang sudah mereka laksanakan," kata dia lagi.
 
SEB #2 memasuki babak akhir, bergerak dengan agenda penyadaran publik untuk memahami apa itu krisis iklim serta dampak yang ditimbulkan, ujarnya.

"SEB diwujudkan dengan tujuan mengajak bergerak bersama agar segera beralih dari energi kotor batubara ke energi bersih yang adil dan berkelanjutan. Dalam perjalanannya, program itu berhasil menghimpun kekuatan bersama dalam rangka menyuarakan hak rakyat atas masa depan yang lebih baik," uangkapnya.
 
Hosani mengatakan hal tersulit dalam melaksanakan program SEB adalah menyampaikan kepada publik pentingnya bergerak untuk melawan krisis iklim. Apalagi ketika mengampanyekan soal penutupan PLTU batubara, hampir semua orang tidak mau berkomentar.
 
“Mungkin mereka takut atau mereka belum tahu secara pasti apa sebenarnya yang sedang terjadi dan mengancam keselamatan planet bumi ini,” kata Hosani.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024